
Pantau - Aktor Michael J. Fox menilai tema film legendaris Back to the Future masih relevan hampir 40 tahun setelah film tersebut pertama kali dirilis pada 1985.
Refleksi Michael J. Fox tentang Relevansi Film
Dalam wawancara dengan majalah Empire yang dikutip Deadline, Fox menyatakan bahwa pesan dan tema yang diusung Back to the Future masih berhubungan erat dengan kehidupan masa kini.
"Kita hidup dalam budaya perundungan, dan perundung ada di mana-mana," ungkapnya.
Fox menjelaskan bahwa dalam film tersebut, tokoh Biff digambarkan sebagai perundung, sementara waktu sendiri juga bisa menjadi bentuk perundungan bagi manusia.
Secara pribadi, Fox menyebut penyakit Parkinson yang dideritanya sejak 1991 sebagai “perundung” dalam hidupnya.
"Parkinson adalah perundung bagiku," ujarnya, menambahkan bahwa pengalaman itu mengajarkannya tentang cara menghadapi tantangan, ketahanan, dan keberanian.
Menurut Fox, kekuatan Back to the Future terletak pada kemampuannya membuat penonton merasakan hal-hal yang sebelumnya tidak mereka sadari.
Pengaruh Film bagi Generasi Muda
Aktor Christopher Lloyd, yang memerankan karakter ilmuwan eksentrik Doc Brown, juga mengaku kagum terhadap dampak film tersebut terhadap penonton muda.
"Betapa dalamnya Back to the Future mempengaruhi kaum muda terus membuatku takjub," ungkapnya.
Film Back to the Future disutradarai Robert Zemeckis dan pertama kali dirilis pada 3 Juli 1985.
Film ini berkisah tentang remaja bernama Marty McFly yang tanpa sengaja melakukan perjalanan waktu ke tahun 1955 dan harus memastikan kedua orang tuanya bertemu agar masa depannya tetap ada.
Kesuksesan besar film ini melahirkan dua sekuel, yakni Back to the Future II pada 1989 dan Back to the Future III pada 1990.
Hingga kini, Back to the Future tetap menjadi karya yang berpengaruh dan relevan bagi penonton lintas generasi, baik karena pesan kemanusiaannya maupun daya imajinatif tentang perjalanan waktu.
- Penulis :
- Aditya Yohan