Pantau - Komisi Disiplin (Komdis) PSSI mengaku menemukan 42 botol minuman keras (miras) bersegel di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur (Jatim) menyusul Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 131 orang tewas, Sabtu (1/10/2022).
Fakta baru ini diungkap Ketua Komdis PSSI Erwin Tobing usai bertemu dengan perwakilan manajemen Arema FC, Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) Abdul Haris, serta Security Officer Arema FC Suko Sutrisno.
"Jadi ditemukan ada banyak minuman keras, botol badek atau cunrik yang istilahnya padat dan dalam botol plastik. Itu sampai ada 42 botol belum sempat diminum di dalam stadion," kata Erwin di Malang, kemarin.
"Mengapa [minuman keras] bisa masuk, ini kan seharusnya ada penggeledahan. Yang bertanggung jawab itu pelaksana. Itu beberapa kelemahan-kelemahan yang kita temukan di sini," ucapnya.
Badek adalah miras hasil fermentasi tapai. Cunrik juga merupakan istilah untuk miras oplosan. Seperti umumnya efek minuman keras, cunrik atau badek bisa membuat mabuk.
Dibantah Aremania
Temuan ini, lanjut Erwin, menjadi salah satu catatan penting. Menurutnya, banyak terlarang seperti ini tidak sepantasnya bisa masuk ke dalam stadion. Pasalnya barang yang dibawa tiap penonton diperiksa sebelum masuk tribun.
Erwin tak mau berandai-andai mengenai keterkaitan kericuhan di Stadion Kanjuruhan dengan miras itu. Ia hanya mempersoalkan bagaimana miras itu bisa ada di dalam stadion.
Temuan Komdis PSSI ini lalu dibantah Aremania asal Malang Kota, Agus Babon. Ia menegaskan, tak mungkin botol miras bisa masuk ke tribun. Pasalnya, pemeriksaan masuk ke tribun pun sangat ketat.
"Mustahil itu ada botol minuman di dalam tribun. Pakai logika saja. Pemeriksaan masuk itu ketat. Wong korek api saja disita kok, ini ada botol minuman, ga masuk akal," kata Agus.
"Janganlah kami Aremania ini disudutkan begitu. Di tribun itu juga kan ada polisi dan tentara yang jaga. Mau masuk pintu tribune juga diperiksa. Masukin botol minuman itu gimana logikanya," sambungnya.
Fakta baru ini diungkap Ketua Komdis PSSI Erwin Tobing usai bertemu dengan perwakilan manajemen Arema FC, Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) Abdul Haris, serta Security Officer Arema FC Suko Sutrisno.
"Jadi ditemukan ada banyak minuman keras, botol badek atau cunrik yang istilahnya padat dan dalam botol plastik. Itu sampai ada 42 botol belum sempat diminum di dalam stadion," kata Erwin di Malang, kemarin.
"Mengapa [minuman keras] bisa masuk, ini kan seharusnya ada penggeledahan. Yang bertanggung jawab itu pelaksana. Itu beberapa kelemahan-kelemahan yang kita temukan di sini," ucapnya.
Badek adalah miras hasil fermentasi tapai. Cunrik juga merupakan istilah untuk miras oplosan. Seperti umumnya efek minuman keras, cunrik atau badek bisa membuat mabuk.
Dibantah Aremania
Temuan ini, lanjut Erwin, menjadi salah satu catatan penting. Menurutnya, banyak terlarang seperti ini tidak sepantasnya bisa masuk ke dalam stadion. Pasalnya barang yang dibawa tiap penonton diperiksa sebelum masuk tribun.
Erwin tak mau berandai-andai mengenai keterkaitan kericuhan di Stadion Kanjuruhan dengan miras itu. Ia hanya mempersoalkan bagaimana miras itu bisa ada di dalam stadion.
Temuan Komdis PSSI ini lalu dibantah Aremania asal Malang Kota, Agus Babon. Ia menegaskan, tak mungkin botol miras bisa masuk ke tribun. Pasalnya, pemeriksaan masuk ke tribun pun sangat ketat.
"Mustahil itu ada botol minuman di dalam tribun. Pakai logika saja. Pemeriksaan masuk itu ketat. Wong korek api saja disita kok, ini ada botol minuman, ga masuk akal," kata Agus.
"Janganlah kami Aremania ini disudutkan begitu. Di tribun itu juga kan ada polisi dan tentara yang jaga. Mau masuk pintu tribune juga diperiksa. Masukin botol minuman itu gimana logikanya," sambungnya.
#Komisi Disiplin PSSI#Komdis PSSI#Tragedi Kanjuruhan#stadion kanjuruhan#botol miras#kabupaten Malang#Minuman Keras
- Penulis :
- khaliedmalvino
