Pantau Flash
HOME  ⁄  Hukum

Aksi Kejahatan di Jakut Marak Sampai Viral, Kapolda Metro Diminta Copot Kapolres

Oleh M Rizki
SHARE   :

Aksi Kejahatan di Jakut Marak Sampai Viral, Kapolda Metro Diminta Copot Kapolres
Pantau - Akhir-akhir ini marak aksi kriminalitas di wilayah Jakarta Utara (Jakut). Hal ini pun menjadi sorotan. Kapolres Metro Jakarta Utara diminta mengambil tindakan tegas atau upaya serius guna mengatasi persoalan ini

"Kita dengar informasi kalau wilayah Jakarta Utara lagi meningkat aksi kriminalnya. Itu harus ditindaklanjuti," ujar Ketua Presidium Indonesian Civilian Police Watch (ICPW) Bambang Suranto kepada wartawan, Senin (17/7/2023).

Diketahui, aksi kejahatan di wilayah Jakarta Utara belakangan ini kian meningkat. Beberapa di antaranya yaitu aksi geng motor yang membacok warga di Pademangan tepatnya kawasan Ancol, lalu ketua RT yang menjadi korban pembacokan orang tak dikenal di rumahnya wilayah Tanjung Priok. Kemudian, ada juga aksi pencurian sepeda motor dan begal ponsel bermodalkan senjata tajam di Koja dan Cilincing.

Beberapa dari aksi kejahatan ini viral di media sosial.

"Kejadian-kejadian tersebut membuat situasi wilayah Jakarta Utara masuk dalam kategori daerah menyeramkan ya," jelas Bambang.

Menurut Bambang, hal ini seharusnya tidak terjadi apabila kepolisian yang dalam hal ini aparat Polres Metro Jakarta Utara, benar-benar menjalankan tugasnya. Yaitu menjaga dan memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).

"Kini wilayah Jakarta Utara terkesan menjadi seram dan meresahkan. Saya melihat pimpinan kepolisian di Jakarta Utara seperti tidak bekerja maksimal guna menciptakan kamtibmas yang terjaga. Kapolres kerjanya jangan hanya sosialisasi dengan warga tanpa mampu membuat wilayah Jakarta Utara menjadi aman," tutur Bambang.

Atas itu ICPW mendesak Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto, mencopot Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Gidion Arif Setyawan. Ini dilakukan apabila dalam waktu dekat, ia tak mampu mengungkap seluruh peristiwa kriminal tersebut, serta memulihkan rasa aman masyarakat. Terlebih, menurut Bambang sesungguhnya mudah bagi polisi menciptakan rasa aman masyarakat.

"Karena suatu wilayah bisa disebut aman atau  tidak itu utamanya tergantung polisi, kerja tidak dia, patroli tidak dia. Upaya pencegahan, penindakan semua dilakukan. Selain tentunya peran serta elemen lainnya," tandas Bambang.
Penulis :
M Rizki