Pantau Flash
HOME  ⁄  Hukum

Perlu Adanya Riset Khusus Terkait PLTU Banten Diduga Jadi Donatur Utama Polusi Udara Jakarta

Oleh Sofian Faiq
SHARE   :

Perlu Adanya Riset Khusus Terkait PLTU Banten Diduga Jadi Donatur Utama Polusi Udara Jakarta
Foto: Ilustrasi PLTU batu bara - (ANTARA/HO-PT PLN IP)

Pantau - Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Profesor Fatah Sulaiman meminta untuk diadakannya kajian dan riset khusus soal penyebab polusi udara Jakarta. 

Fatah menyebutkan bahwa riset khusus dan kajian tersebut bertujuan untuk membuktikan benar atau tidak PLTU di Banten menjadi penyebab polusi udara di Jakarta.

"Soal pencemaran lingkungan, polusi itu kan sebetulnya kan ini semuanya harus introspeksi, nggak harus saling menyalahkan,'' ucap Fatah di Banten, Kamis (24/8/2023).

''Kalau dari sisi bahan pencemarannya sendiri kan harus diperhatikan semua, padat, cair, gas, udara," sambungnya.

Perlu diketahui, sejumlah pihak menyebut PLTU di Banten jadi penyebab polusi udara Jakarta. Fatah mengatakan dugaan PLTU di Banten sumbang pencemaran udara di Jakarta harus berdasarkan data.

"Mungkin yang kemarin diributkan adalah polusi udara sebagai dampak dari masifnya pemanfaatan bahan bakar berbasis fosil, termasuk juga penggunaan batu bara dari pembangkit-pembangkit,'' ungkapnya.

''Nah itu sebetulnya harus ditelaah secara detail, database-nya harus kuat, jangan saling menyalahkan," lanjutnya.

Lalu Fatah mengatakan, kajian dan riset khusus perlu dilakukan secara ilmiah terbukti apa penyebabnya dan untuk menghindari saling menyalahkan penyebab utama polusi udara Jakarta menjadi kotor.

"Jadi ada beberapa peran yang harusnya gotong-royong semua pihak. Sehingga supaya tidak salah sasaran menyalahkan ini polusi di daerah ini seolah-olah dampaknya di Jakarta," tegasnya.

Fatah memastikan dugaan PLTU di Banten signifikan memperparah polusi di Jakarta tak sepenuhnya valid. Menurutnya ada faktor lain yang memperburuk kualitas udara Jakarta.

"Jadi ini harus ditelaah ya, klaim bahwa ini penyebabnya industri Banten menurut saya tidak sepenuhnya valid, harus diuji, itu menurut saya,'' imbuhnya. 

''Kedua, tentu sekarang kan memang eranya dari ada pengaruh, faktor, perubahan iklim dan sebagainya," pungkasnya.

Penulis :
Sofian Faiq