
Pantau - Kasus penipuan dengan modus program "Makan Bergizi Gratis" mengguncang para pengusaha katering di Kediri, Jawa Timur. Oknum berinisial M, yang mengaku sebagai bagian dari kelompok masyarakat (pokmas), diduga telah mengumpulkan dana puluhan juta rupiah dari korban dengan iming-iming keuntungan program pemerintah.
Modus Penipuan
Diah, salah seorang korban, menceritakan bahwa dirinya awalnya diajak bergabung oleh seorang teman untuk memasok 2.000 kotak makanan dalam program tersebut. Namun, ia diminta menyerahkan uang Rp2 juta sebagai "jaminan" masuk kelompok. Ia baru menyadari penipuan ini ketika uang yang terkumpul dari para pengusaha katering lainnya dikabarkan mencapai lebih dari Rp70 juta, tanpa adanya kejelasan tentang pengembalian atau manfaat program.
Dampak terhadap Pokmas
Nuriko Pramega, penasihat Pokmas Manunggal Cipto Roso, menyatakan bahwa M pernah menjadi pengurus pokmas, tetapi kini telah dikeluarkan karena perilakunya yang merugikan banyak pihak. Nuriko menegaskan bahwa pokmas tidak pernah menarik biaya dari mitra UMKM yang bergabung.
Baca Juga:
Desa Kelola Dapur Umum, Program Makan Gratis Dorong Ekonomi Lokal
"Kami sama sekali tidak memungut iuran apa pun. Apa yang dilakukan oleh M adalah inisiatif pribadi untuk mencari keuntungan dengan mencatut nama pokmas," ujar Nuriko.
Pokmas juga mengungkapkan bahwa program "Makan Bergizi Gratis" sejauh ini masih dalam tahap uji coba di beberapa sekolah. Kasus ini membawa dampak buruk pada reputasi pokmas, meskipun mereka tidak terlibat dalam tindakan penipuan tersebut.
Upaya Penyelesaian
Saat ini, korban dan oknum M disebut-sebut sedang berkomunikasi untuk menyelesaikan masalah secara kekeluargaan. M dikabarkan bersedia mengembalikan dana kepada para korban, sementara pokmas masih mempertimbangkan langkah hukum jika itikad baik tidak terealisasi.
Pelajaran untuk UMKM
Kasus ini menjadi peringatan bagi UMKM dan pengusaha kecil untuk lebih berhati-hati dalam menjalin kemitraan. Modus penipuan dengan mencatut nama program pemerintah atau institusi resmi seringkali menyasar kelompok-kelompok yang mencari peluang usaha.
"UMKM harus waspada dan melakukan verifikasi mendalam sebelum bergabung dalam program apa pun, terutama jika ada permintaan uang atau iuran yang tidak jelas," tambah Nuriko.
- Penulis :
- Ahmad Ryansyah