
Pantau.com - Lebih dari setengah juta orang telah meninggalkan rumah mereka untuk menghindari perang di Ukraina, saat pertempuran sengit berlanjut di seluruh negeri.
Kota-kota besar, termasuk Kiev, Kharkiv, dan Chernihiv, tetap diserang oleh pasukan Rusia.
Dilansir BBC, Senin, 28 Februari 2022, seorang pejabat pemerintah mengatakan puluhan warga sipil tewas di Kharkiv saat penembakan berlanjut hingga pagi hari.
Kepala hak asasi manusia PBB, Michelle Bachelet, mengatakan jutaan warga sipil dipaksa untuk meringkuk di tempat perlindungan bom darurat, seperti stasiun kereta bawah tanah, untuk menghindari ledakan.
Sejak invasi dimulai Kamis, 24 Februari 2022, kantornya telah mencatat 102 kematian warga sipil, termasuk tujuh anak-anak, dan lebih dari 300 orang terluka.
"Angka sebenarnya, saya khawatir, jauh lebih tinggi," kata Michelle.
Di ibu kota, Kiev, sebagian besar pasukan Rusia berada sekitar 30 km (19 mil) di luar utara kota, diperlambat oleh perlawanan sengit Ukraina, menurut Kementerian Pertahanan Inggris.
Namun pertempuran jalanan terus berlanjut di beberapa bagian kota. Meskipun bahaya, jam malam dua hari telah dicabut, dengan penduduk keluar dari tempat penampungan bawah tanah untuk membeli makanan dan mengumpulkan persediaan.
Kasenya, yang menghabiskan lebih dari 36 jam di bawah tanah, mengatakan kepada BBC bahwa dia berhasil pulang.
"Saya tidak bisa menggambarkan bagaimana perasaan saya. Saya senang tetap hidup dan aman dan hanya memiliki kemungkinan untuk melihat Kiev saya yang indah," katanya.
"Bahkan di bawah tanah, semua orang berusaha membantu satu sama lain dan membantu tentara kita menjadi lebih kuat dan menyebarkan situasi kita di sini kepada dunia."
Di utara dan timur laut, Kharkiv dan Chernihiv juga ditembaki oleh pasukan Rusia semalam, tetapi tetap dalam kendali Ukraina. Peluru-peluru mendarat di dekat sebuah pusat perbelanjaan di Kharkiv pada siang hari, sementara pertempuran berlanjut di jalanan.
Anton Herashchenko, seorang penasihat menteri dalam negeri, memposting ke Facebook: "Kharkiv baru saja mendapat serangan besar-besaran dari Grads (beberapa peluncur roket). Lusinan orang terbunuh dan ratusan lainnya terluka!"
Di selatan, pasukan Rusia mencoba menguasai pelabuhan strategis utama Mariupol, dekat Krimea yang dicaplok Rusia. Ukraina membantah laporan bahwa Zaporizhzhia, rumah bagi pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa, telah jatuh ke tangan Rusia.
- Penulis :
- Aries Setiawan