
Pantau.com - Korban tewas di provinsi Afrika Selatan, Kwa Zulu-Natal, telah mencapai lebih dari 300, setelah banjir dahsyat menenggelamkan daerah tersebut.
Diketahui bahwa beberapa daerah di Afrika Selatan diguyur hujan selama berbulan-bulan.
Para pejabat menyebut fenomena ini sebagai "salah satu badai cuaca terburuk dalam sejarah negara".
Imbas dari badai cuaca ini, tanah longsor menjebak orang-orang dibawah bangunan dan lebih banyak banjir diperkirakan akan terjadi.
Terdapat laporan bahwa upaya penyelamatan terhambat oleh visibilitas yang buruk, karena helikopter terus mengevakuasi korban banjir.
Menurut BBC, Selasa (12/4), seorang gadis berusia 10 tahun yang hanyut di jembatan yang banjir, telah dievakuasi oleh helikopter.
Relawan masyarakat mengarungi sungai berlumpur, bergiliran memotong dahan menggunakan parang dan membuang puing-puing dan sampah yang terbawa arus.
Jomba Phiri, yang tinggal di kota utama Durban, mengatakan rumahnya telah tersapu banjir.
"Saya tidak tahu di mana kita akan tidur sekarang," katanya kepada Reuters.
Bagian dari jalan raya N3 yang menghubungkan Durban ke jantung ekonomi provinsi Gauteng, telah diblokir. Presiden Cyril Ramaphosa telah mengunjungi daerah itu dan berjanji untuk membantu.
"Meskipun hati Anda sakit, kami di sini untuk membantu Anda," katanya yang dikutip oleh Reuters.
Dia juga menggambarkan bencana sebagai kekuatan alam, namun beberapa orang tidak setuju dengannya. Mereka menyalahkan drainase yang buruk, dan rumah-rumah yang dibangun dengan buruk di daerah dataran rendah sebagai penyebab tingginya angka kematian dari banjir ini.
Walikota Durban, Mxolisi Kaunda, membantah bahwa drainase yang buruk adalah penyebabnya, ia mengatakan ini terjadi karena skala banjir memang tidak terduga.
Kehancuran masih terlihat di seluruh area banjir. Beberapa jalan menuju pelabuhan Durban tidak dapat dilalui karena sungai meluap menghanyutkan lumpur dan puing-puing ke jalan.
Aktivitas di pelabuhan sekarang telah dihentikan. Sebuah gudang kontainer pengiriman di dekat jalan raya terendam banjir besar, dan ratusan kontainer hanyut.
Di kawasan industri yang disebut Bluff, yang merupakan bagian dari pelabuhan, terdapat mobil yang terbalik di jalan, dan dihancurkan oleh puing-puing, menurut pantauan BBC.
Perusahaan menggunakan pompa air untuk mengalirkan air dari tempat mereka.
Banjir ini bahkan menghanyutkan sejumlah buaya. Menurut Crocodile Creek Farm, sekitar 40km (25 mil) utara Durban di Tongaat, mengatakan 12 buaya hanyut setelah hujan deras melanda daerah tersebut.
Sementara itu, instalasi listrik dan pengolahan air telah "kebanjiran", kata walikota Durban kepada BBC. Komunikasi juga telah terganggu dengan dua jaringan utama yang melaporkan bahwa lebih dari 900 menara ponsel mereka mati.
Pemerintah mengimbau masyarakat untuk menghindari jalan dan jembatan yang terendam banjir, dan mengungsi ketempat yang lebih tinggi jika mereka tinggal di daerah dataran rendah.
- Penulis :
- St Fatiha Sakinah Ramadhani