
Pantau - Presiden Amerika Serikat Joe Biden membantah Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol yang menyatakan Washington dan Seoul tengah menjajaki rencana dan latihan nuklir bersama dalam rangka melawan ancaman Korea Utara.
"Tidak (ada pembahasan latihan nuklir)," kata Biden seperti dikutip South China Morning Post, Selasa (3/1/2022).
Pernyataan Yoon sendiri muncul sehari setelah media pemerintah Korut melaporkan bahwa Presiden Korut Kim Jong Un telah menyerukan peningkatan eksponensial dalam persenjataan nuklir Korut dan rudal balistik antarbenua (ICBM) baru untuk melawan permusuhan AS dan Korea Selatan.
"Senjata nuklir itu milik Amerika Serikat, tapi perencanaan, pembagian informasi, latihan, dan pelatihan harus dilakukan bersama oleh Korea Selatan dan Amerika Serikat," kata Yoon.
Yoon bahkan mengaku AS cukup menyambut positif gagasan tersebut.
Terkait hal ini, sekretaris pers Yoon, Kim Eun Hye, menegaskan bahwa AS dan Korsel tengah mendiskusikan cara bersama untuk berbagi informasi tentang pengoperasian senjata nuklir milik AS dan merencanakan bersama serta mengeksekusi (hal itu) bersama.
Kim lalu mengatakan Biden tak punya pilihan selain berkata tidak lantaran dia ditanya apakah AS dan Korsel sedang membahas permainan perang nuklir.
Korut pada 2022 melakukan uji coba senjata penghancur hampir setiap bulan, termasuk menembakkan ICBM tercanggih yang pernah ada.
Korsel pun siaga dengan meningkatkan latihan militer bersama AS yang sebelumnya sempat diperpendek selama pandemi dan dihentikan sementara karena diplomasi buruk pemimpin terdahulu dengan Korut.
Sejak pembicaraan gagal pada 2019, Kim memang melipatgandakan program senjata terlarangnya. Korsel dan AS sudah lama mewanti-wanti bahwa Pyongyang sedang bersiap untuk melakukan uji coba nuklir ketujuh.
"Tidak (ada pembahasan latihan nuklir)," kata Biden seperti dikutip South China Morning Post, Selasa (3/1/2022).
Pernyataan Yoon sendiri muncul sehari setelah media pemerintah Korut melaporkan bahwa Presiden Korut Kim Jong Un telah menyerukan peningkatan eksponensial dalam persenjataan nuklir Korut dan rudal balistik antarbenua (ICBM) baru untuk melawan permusuhan AS dan Korea Selatan.
"Senjata nuklir itu milik Amerika Serikat, tapi perencanaan, pembagian informasi, latihan, dan pelatihan harus dilakukan bersama oleh Korea Selatan dan Amerika Serikat," kata Yoon.
Yoon bahkan mengaku AS cukup menyambut positif gagasan tersebut.
Terkait hal ini, sekretaris pers Yoon, Kim Eun Hye, menegaskan bahwa AS dan Korsel tengah mendiskusikan cara bersama untuk berbagi informasi tentang pengoperasian senjata nuklir milik AS dan merencanakan bersama serta mengeksekusi (hal itu) bersama.
Kim lalu mengatakan Biden tak punya pilihan selain berkata tidak lantaran dia ditanya apakah AS dan Korsel sedang membahas permainan perang nuklir.
Korut pada 2022 melakukan uji coba senjata penghancur hampir setiap bulan, termasuk menembakkan ICBM tercanggih yang pernah ada.
Korsel pun siaga dengan meningkatkan latihan militer bersama AS yang sebelumnya sempat diperpendek selama pandemi dan dihentikan sementara karena diplomasi buruk pemimpin terdahulu dengan Korut.
Sejak pembicaraan gagal pada 2019, Kim memang melipatgandakan program senjata terlarangnya. Korsel dan AS sudah lama mewanti-wanti bahwa Pyongyang sedang bersiap untuk melakukan uji coba nuklir ketujuh.
- Penulis :
- Fadly Zikry