
Pantau - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO memperkirakan jumlah korban gempa Turkiye bisa naik 8 kali lipat dari penghitungan sementara.
"Ada potensi terus terjadi keruntuhan lebih lanjut sehingga kami sering melihat urutan peningkatan delapan kali lipat pada jumlah awal," kata petugas darurat senior WHO untuk Eropa, Catherine Smallwood, dikutip dari AFP-NDTV, Selasa (7/2/2023).
Data sementara, jumlah korban tewas pascagempa Magnitudo (M) 7,8 Turki dan Suriah mencapai 4.300 orang. Rentetan gempa susulan juga dilaporkan terus terjadi.
Tim tanggap darurat bencana Turki dan Suriah melaporkan total lebih dari 5.600 bangunan rata dengan tanah di beberapa kota, termasuk banyak blok apartemen bertingkat yang dipenuhi para penghuni yang sedang tertidur saat gempa pertama mengguncang pada Senin (6/2/2023) dini hari.
Di kota Kahramanmaras, Turki bagian tenggara, sejumlah saksi mata menceritakan betapa mencekamnya gempa tersebut.
“Kami mengira itu adalah kiamat. Itu pertama kalinya kami mengalami sesuatu yang seperti itu,” tutur reporter Melisa Salman.
Badan pemulihan bencana Turki AFAD, dalam laporan terbaru pada Selasa (7/2/2023) waktu setempat menyebut setidaknya 2.921 korban tewas tercatat di wilayah Turki saja.
Sementara, 1.444 korban tewas lainnya tercatat di berbagai wilayah Suriah yang juga terdampak parah gempa. Dengan demikian, total sedikitnya 4.365 orang tewas akibat gempa di wilayah Turki dan Suriah sejauh ini.
Turki terletak di salah satu zona seismik paling aktif di dunia. Gempa pada Senin terjadi di sepanjang patahan Anatolia Timur, melintasi negara dari gempa garis patahan Anatolia Utara yang menewaskan lebih dari 17.000 orang pada 1999.
Gempa Turki dan Suriah di hari Senin dirasakan hingga Greenland. Seismolog Tine Larsen, dari Survei Geologi Denmark dan Greenland, mengatakan dalam beberapa menit, goncangan terasa di pantai timur Greenland, begitu pula beberapa gempa susulan.
"Ada potensi terus terjadi keruntuhan lebih lanjut sehingga kami sering melihat urutan peningkatan delapan kali lipat pada jumlah awal," kata petugas darurat senior WHO untuk Eropa, Catherine Smallwood, dikutip dari AFP-NDTV, Selasa (7/2/2023).
Data sementara, jumlah korban tewas pascagempa Magnitudo (M) 7,8 Turki dan Suriah mencapai 4.300 orang. Rentetan gempa susulan juga dilaporkan terus terjadi.
Tim tanggap darurat bencana Turki dan Suriah melaporkan total lebih dari 5.600 bangunan rata dengan tanah di beberapa kota, termasuk banyak blok apartemen bertingkat yang dipenuhi para penghuni yang sedang tertidur saat gempa pertama mengguncang pada Senin (6/2/2023) dini hari.
Di kota Kahramanmaras, Turki bagian tenggara, sejumlah saksi mata menceritakan betapa mencekamnya gempa tersebut.
“Kami mengira itu adalah kiamat. Itu pertama kalinya kami mengalami sesuatu yang seperti itu,” tutur reporter Melisa Salman.
Badan pemulihan bencana Turki AFAD, dalam laporan terbaru pada Selasa (7/2/2023) waktu setempat menyebut setidaknya 2.921 korban tewas tercatat di wilayah Turki saja.
Sementara, 1.444 korban tewas lainnya tercatat di berbagai wilayah Suriah yang juga terdampak parah gempa. Dengan demikian, total sedikitnya 4.365 orang tewas akibat gempa di wilayah Turki dan Suriah sejauh ini.
Turki terletak di salah satu zona seismik paling aktif di dunia. Gempa pada Senin terjadi di sepanjang patahan Anatolia Timur, melintasi negara dari gempa garis patahan Anatolia Utara yang menewaskan lebih dari 17.000 orang pada 1999.
Gempa Turki dan Suriah di hari Senin dirasakan hingga Greenland. Seismolog Tine Larsen, dari Survei Geologi Denmark dan Greenland, mengatakan dalam beberapa menit, goncangan terasa di pantai timur Greenland, begitu pula beberapa gempa susulan.
- Penulis :
- Fadly Zikry