
Pantau.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte dikenal karena membuat komentar kontroversial di depan umum. Termasuk pernyataan bahwa ia akan senang membantai pecandu narkotika seperti Adolf Hitler membantai orang Yahudi.
Dalam pidatonya kepada para pekerja Filipina di Yerusalem pada hari Minggu, Duterte meminta maaf karena menyebut Barack Obama sebagai anak laki-laki empat tahun lalu, tetapi menolak untuk mengakui kesalahan apa pun dalam bercanda tentang perkosaan di Filipina.
"Tepat juga untuk mengatakan saat ini, Tuan Obama, Anda seorang sipil, saya minta maaf karena mengucapkan kata-kata itu. Itu jelas talkatese atau lebih mirip milik Anda," kata Duterte seperti dikutip dari Sputnik, Senin (3/9/2018).
Baca juga: Mahathir Jadi PM Malaysia, Eks Menkeu Terlepas dari Tuduhan Korupsi 2 tahun Silam
Pada saat yang sama ia menambahkan bahwa presiden AS saat ini, Donald Trump, adalah "teman baik" -nya.
Pada tahun 2016, Duterte memperingatkan presiden AS saat itu, Obama, untuk tidak mempertanyakan pembunuhan yang berkaitan dengan perang narkoba di Filipina.
"Anda harus menghormati. Jangan hanya membuang pertanyaan dan pernyataan. Anak laki-laki, saya akan mengutuk Anda di forum itu," kata Duterte kala itu di KTT ASEAN.
Baca juga: Tersangka Teroris yang Ditangkap di Sydney Keponakan Menpora Sri Lanka
Pada komentarnya yang kontroversial tentang pemerkosaan di Filipina, Duterte menjelaskan bahwa dia bercanda. Tetapi menambahkan bahwa dia hanya menggunakan haknya untuk kebebasan berbicara dalam masyarakat demokratis.
Akhir pekan lalu, ketika ditanya tentang meningkatnya jumlah kasus perkosaan di kotanya di Davao, Duterte mengatakan bahwa situasinya akan bertahan selama ada banyak wanita cantik.
"Siapa yang setuju untuk melakukannya atas permintaan pertama? Akankah wanita mengizinkannya? Tidak. Tak seorang pun setuju untuk melakukannya pada percobaan pertama. Itu adalah perkosaan," kata Duterte.
- Penulis :
- Widji Ananta