
Pantau - Tentara Israel menembak mati seorang remaja Palestina berusia 15 tahun di kamp pengungsi Aqbat Jaber dekat kota Jericho di Tepi Barat.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, korban ditembak dengan peluru tajam di bagian kepala, dada dan perut. Sementara itu, dua orang lainnya terluka dan dilarikan ke rumah sakit di Jericho.
Militer Israel mengaku menggerebek kamp untuk menangkap tersangka teror. Mereka mengklaim selama tindakan tersebut, kerusuhan dengan kekerasan terjadi di sejumlah lokasi.
“Saat tentara meninggalkan daerah itu, tersangka melepaskan tembakan ke arah mereka, melemparkan alat peledak dan bom molotov. Para prajurit membalas dengan tembakan langsung dan amunisi kaliber 22," kata Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari laman CNN, dikutip pada Senin (10/4/2023).
Kekerasan di Israel dan Tepi Barat meningkat setelah penggerebekan polisi Israel baru-baru ini di Masjid al-Aqsa di Yerusalem. Selama seminggu terakhir, puluhan roket diluncurkan dari Lebanon, Gaza, dan Suriah ke wilayah Israel, diikuti oleh serangan balasan Israel.
Pada hari Jumat, sebuah kendaraan menabrak sekelompok turis di Tel Aviv, menewaskan seorang warga negara Italia, yang digambarkan oleh otoritas Israel sebagai serangan teror.
Dua saudara perempuan, berusia 16 dan 20 tahun, dengan kewarganegaraan ganda Inggris-Israel tewas dan ibu mereka terluka parah dalam serangan penembakan di Tepi Barat.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menginstruksikan polisi Israel untuk memobilisasi semua unit polisi perbatasan sebagai cadangan dan pasukan pertahanan Israel untuk menghadapi serangan teroris.
Militer Israel juga dalam keadaan siaga tinggi. Mereka memanggil sejumlah pasukan cadangan.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, korban ditembak dengan peluru tajam di bagian kepala, dada dan perut. Sementara itu, dua orang lainnya terluka dan dilarikan ke rumah sakit di Jericho.
Militer Israel mengaku menggerebek kamp untuk menangkap tersangka teror. Mereka mengklaim selama tindakan tersebut, kerusuhan dengan kekerasan terjadi di sejumlah lokasi.
“Saat tentara meninggalkan daerah itu, tersangka melepaskan tembakan ke arah mereka, melemparkan alat peledak dan bom molotov. Para prajurit membalas dengan tembakan langsung dan amunisi kaliber 22," kata Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari laman CNN, dikutip pada Senin (10/4/2023).
Kekerasan di Israel dan Tepi Barat meningkat setelah penggerebekan polisi Israel baru-baru ini di Masjid al-Aqsa di Yerusalem. Selama seminggu terakhir, puluhan roket diluncurkan dari Lebanon, Gaza, dan Suriah ke wilayah Israel, diikuti oleh serangan balasan Israel.
Pada hari Jumat, sebuah kendaraan menabrak sekelompok turis di Tel Aviv, menewaskan seorang warga negara Italia, yang digambarkan oleh otoritas Israel sebagai serangan teror.
Dua saudara perempuan, berusia 16 dan 20 tahun, dengan kewarganegaraan ganda Inggris-Israel tewas dan ibu mereka terluka parah dalam serangan penembakan di Tepi Barat.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menginstruksikan polisi Israel untuk memobilisasi semua unit polisi perbatasan sebagai cadangan dan pasukan pertahanan Israel untuk menghadapi serangan teroris.
Militer Israel juga dalam keadaan siaga tinggi. Mereka memanggil sejumlah pasukan cadangan.
- Penulis :
- Syahrul Ansyari