
Pantau - Menteri Energi kerajaan Arab Saudi menyatakan bahwa Saudi mengabaikan kekhawatiran Barat atas hubungan dengan China yang makin mesra.
Dikutip dari kantor berita Reuters, Senin (12/6/2023), sebagai pengekspor minyak utama dunia, hubungan bilateral Arab Saudi dengan China ditopang oleh ikatan hidrokarbon.
Namun kerja sama antara Riyadh dan Beijing juga makin meningkat di bidang keamanan dan teknologi. Hal inilah yang menjadi kecemasan AS.
"Saya benar-benar mengabaikannya karena sebagai pebisnis sekarang Anda akan pergi ke mana peluang datang," kata Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz Salman saat ditanya tentang kritik Barat terhadap hubungan bilateral tersebut.
Para pengusaha dan investor China telah berdatangan ke Riyadh untuk menghadiri konferensi di Arab Saudi. Kegiatan itu digelar beberapa hari setelah kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken.
Sebelumnya pada bulan Maret lalu, raksasa minyak negara Saudi, Aramco mengumumkan dua kesepakatan besar untuk meningkatkan investasi miliaran dolarnya di China dan meningkatkan peringkatnya sebagai penyedia minyak mentah utama China.
Itu adalah pengumuman terbesar sejak kunjungan Presiden China Xi Jinping ke Arab Saudi pada bulan Desember tahun lalu, di mana dia menyerukan perdagangan minyak dalam yuan, sebuah langkah yang akan melemahkan dominasi dolar.
"Permintaan minyak di China masih terus meningkat jadi tentu saja kami harus memenuhi sebagian dari permintaan itu," kata Pangeran Abdulaziz.
"Daripada bersaing dengan China, berkolaborasilah dengan China," imbuh pejabat kerajaan Saudi itu
Dikutip dari kantor berita Reuters, Senin (12/6/2023), sebagai pengekspor minyak utama dunia, hubungan bilateral Arab Saudi dengan China ditopang oleh ikatan hidrokarbon.
Namun kerja sama antara Riyadh dan Beijing juga makin meningkat di bidang keamanan dan teknologi. Hal inilah yang menjadi kecemasan AS.
"Saya benar-benar mengabaikannya karena sebagai pebisnis sekarang Anda akan pergi ke mana peluang datang," kata Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz Salman saat ditanya tentang kritik Barat terhadap hubungan bilateral tersebut.
Para pengusaha dan investor China telah berdatangan ke Riyadh untuk menghadiri konferensi di Arab Saudi. Kegiatan itu digelar beberapa hari setelah kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken.
Sebelumnya pada bulan Maret lalu, raksasa minyak negara Saudi, Aramco mengumumkan dua kesepakatan besar untuk meningkatkan investasi miliaran dolarnya di China dan meningkatkan peringkatnya sebagai penyedia minyak mentah utama China.
Itu adalah pengumuman terbesar sejak kunjungan Presiden China Xi Jinping ke Arab Saudi pada bulan Desember tahun lalu, di mana dia menyerukan perdagangan minyak dalam yuan, sebuah langkah yang akan melemahkan dominasi dolar.
"Permintaan minyak di China masih terus meningkat jadi tentu saja kami harus memenuhi sebagian dari permintaan itu," kata Pangeran Abdulaziz.
"Daripada bersaing dengan China, berkolaborasilah dengan China," imbuh pejabat kerajaan Saudi itu
- Penulis :
- Fadly Zikry