
Pantau – Empat warga sipil tewas dan beberapa lainnya luka-luka ketika para penyerang dari Palestina melepaskan tembakan ke sebuah pom bensin di dekat pemukiman besar Israel di Tepi Barat pada Selasa (20/6/2023), di tengah meningkatnya kekerasan Israel-Palestina.
Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dua penyerang Palestina melepaskan tembakan di luar pom bensin di dekat pemukiman Eli di wilayah Binyamin, Tepi Barat. Kementerian Luar Negeri Israel telah mengidentifikasi salah satu dari empat korban yang tewas adalah seorang siswa sekolah menengah.
Salah satu penyerang dinetralisir di tempat kejadian oleh seorang warga sipil bersenjata, sementara yang lainnya ditembak dan dibunuh oleh tentara Pasukan Pertahanan Israel beberapa jam kemudian setelah ia melarikan diri dari lokasi penembakan dengan mobil jenis Toyota.
Pihak berwenang mengatakan bahwa penghalang telah dipasang, dan sebelum menemukan tersangka, mobilnya ditemukan yang di dalamnya terdapat senjata yang dicurigai sebagai senjata yang digunakan dalam serangan tersebut.
Tersangka terbunuh ketika IDF sedang berusaha melakukan penangkapan, katanya.
"Perang melawan terorisme adalah perang yang sedang berlangsung," kata juru bicara IDF Brigjen Daniel Hagari dalam sebuah pernyataan.
Hagari kemudian menulis di Twitter bahwa IDF telah memerintahkan agar batalion tambahan diperkuat di Divisi Yudea dan Samaria yang meliputi Tepi Barat.
"Pasukan akan diperkuat mulai malam ini, ini merupakan tambahan dari penguatan pasukan di sektor tersebut dalam beberapa minggu terakhir," katanya.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut serangan tersebut dalam sebuah pernyataan video sebagai "mengejutkan dan menjijikkan." Ia juga memperingatkan calon-calon penyerang bahwa kami telah membuktikan bahwa kami akan menuntaskan kasus-kasus tanpa terkecuali".
"Saya ingin mengingatkan semua pihak yang ingin mencelakakan kami: Semua opsi terbuka," katanya.
"Kami akan terus memerangi terorisme dengan kekuatan penuh dan kami akan mengalahkannya," sambung Hagari.
Serangan tersebut terjadi sehari setelah Pasukan Pertahanan Israel menewaskan sedikitnya lima warga Palestina, termasuk seorang anak dan melukai puluhan lainnya dalam sebuah serangan militer terhadap sebuah kamp pengungsi Tepi Barat bagian utara di Jenin, yang kemudian disusul dengan baku tembak dengan para militan.
Israel telah mengklaim kepemilikan atas Tepi Barat sejak tahun 1967, meskipun pendudukannya secara luas dianggap ilegal oleh masyarakat internasional, termasuk oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Menurut PBB, setidaknya 110 warga Palestina telah terbunuh tahun ini oleh pasukan Israel. Militer Israel menyatakan 25 warga Israel telah dibunuh oleh teroris Palestina dalam kurun waktu yang sama.
Amerika Serikat pada Selasa malam mengutuk penembakan di Eli dan juga menyuarakan keprihatinannya atas tingkat kekerasan yang terjadi baru-baru ini di antara kedua belah pihak.
"Kami akan terus bekerja sama dengan Israel dan Otoritas Palestina untuk mendorong langkah-langkah menuju de-eskalasi," ujar juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, dalam sebuah pernyataan.
Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah Tor Wennesland juga menyatakan keprihatinannya pada hari Selasa atas berlanjutnya siklus kekerasan.
"Saya mendesak semua pihak untuk menahan diri dari langkah-langkah yang dapat memperkeruh situasi yang sudah bergejolak," cuitnya.
Sementara itu, Otoritas Palestina terus menyerukan kepada Amerika Serikat untuk melakukan intervensi.
"Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat // menyerukan intervensi Amerika yang mendesak untuk mencegah ledakan yang sedang dipersiapkan oleh para ekstremis," tulisnya di Twitter pada Selasa.
Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dua penyerang Palestina melepaskan tembakan di luar pom bensin di dekat pemukiman Eli di wilayah Binyamin, Tepi Barat. Kementerian Luar Negeri Israel telah mengidentifikasi salah satu dari empat korban yang tewas adalah seorang siswa sekolah menengah.
Salah satu penyerang dinetralisir di tempat kejadian oleh seorang warga sipil bersenjata, sementara yang lainnya ditembak dan dibunuh oleh tentara Pasukan Pertahanan Israel beberapa jam kemudian setelah ia melarikan diri dari lokasi penembakan dengan mobil jenis Toyota.
Pihak berwenang mengatakan bahwa penghalang telah dipasang, dan sebelum menemukan tersangka, mobilnya ditemukan yang di dalamnya terdapat senjata yang dicurigai sebagai senjata yang digunakan dalam serangan tersebut.
Tersangka terbunuh ketika IDF sedang berusaha melakukan penangkapan, katanya.
"Perang melawan terorisme adalah perang yang sedang berlangsung," kata juru bicara IDF Brigjen Daniel Hagari dalam sebuah pernyataan.
Hagari kemudian menulis di Twitter bahwa IDF telah memerintahkan agar batalion tambahan diperkuat di Divisi Yudea dan Samaria yang meliputi Tepi Barat.
"Pasukan akan diperkuat mulai malam ini, ini merupakan tambahan dari penguatan pasukan di sektor tersebut dalam beberapa minggu terakhir," katanya.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut serangan tersebut dalam sebuah pernyataan video sebagai "mengejutkan dan menjijikkan." Ia juga memperingatkan calon-calon penyerang bahwa kami telah membuktikan bahwa kami akan menuntaskan kasus-kasus tanpa terkecuali".
"Saya ingin mengingatkan semua pihak yang ingin mencelakakan kami: Semua opsi terbuka," katanya.
"Kami akan terus memerangi terorisme dengan kekuatan penuh dan kami akan mengalahkannya," sambung Hagari.
Serangan tersebut terjadi sehari setelah Pasukan Pertahanan Israel menewaskan sedikitnya lima warga Palestina, termasuk seorang anak dan melukai puluhan lainnya dalam sebuah serangan militer terhadap sebuah kamp pengungsi Tepi Barat bagian utara di Jenin, yang kemudian disusul dengan baku tembak dengan para militan.
Israel telah mengklaim kepemilikan atas Tepi Barat sejak tahun 1967, meskipun pendudukannya secara luas dianggap ilegal oleh masyarakat internasional, termasuk oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Menurut PBB, setidaknya 110 warga Palestina telah terbunuh tahun ini oleh pasukan Israel. Militer Israel menyatakan 25 warga Israel telah dibunuh oleh teroris Palestina dalam kurun waktu yang sama.
Amerika Serikat pada Selasa malam mengutuk penembakan di Eli dan juga menyuarakan keprihatinannya atas tingkat kekerasan yang terjadi baru-baru ini di antara kedua belah pihak.
"Kami akan terus bekerja sama dengan Israel dan Otoritas Palestina untuk mendorong langkah-langkah menuju de-eskalasi," ujar juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, dalam sebuah pernyataan.
Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah Tor Wennesland juga menyatakan keprihatinannya pada hari Selasa atas berlanjutnya siklus kekerasan.
"Saya mendesak semua pihak untuk menahan diri dari langkah-langkah yang dapat memperkeruh situasi yang sudah bergejolak," cuitnya.
Sementara itu, Otoritas Palestina terus menyerukan kepada Amerika Serikat untuk melakukan intervensi.
"Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat // menyerukan intervensi Amerika yang mendesak untuk mencegah ledakan yang sedang dipersiapkan oleh para ekstremis," tulisnya di Twitter pada Selasa.
- Penulis :
- M Abdan Muflih