
Pantau – Kementerian pertahanan Israel mengatakan pada Minggu (2/7/2023), bahwa Israel akan membeli lebih dari dua lusin jet tempur F-35 dari Amerika Serikat (AS), dalam sebuah kesepakatan bernilai miliaran dolar yang akan memperluas armada pesawat siluman tercanggih di dunia hingga 50%.
Dilansir dari UPI News, Senin (3/7/2023), kesepakatan untuk 25 unit jet tersebut bernilai sekitar $3 miliar dan akan dibiayai melalui bantuan AS untuk Israel, kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan bahwa sebagai bagian dari perjanjian, baik Lockheed Martin, produsen pesawat, dan Pratt & Whitney, pembuat mesinnya, telah berkomitmen untuk melibatkan industri pertahanan Israel dalam produksi komponen.
Kementerian menyatakan bahwa pengadaan ini akan menambah jumlah armada angkatan udara yang saat ini berjumlah 50 pesawat menjadi 75 pesawat.
Pengumuman ini muncul ketika ketegangan antara Israel dan Iran meningkat, dan ketika Angkatan Udara Israel telah melakukan serangan udara ke negara tetangganya, yakni Suriah.
Pada Minggu, jet-jet tempur menargetkan sebuah senjata berat di Suriah yang telah meluncurkan setidaknya satu rudal anti-pesawat ke Israel, katanya.
"Jet-jet tempur menyerang sebuah baterai anti-pesawat di wilayah Suriah malam ini (Minggu), sebagai respon terhadap peluncuran sebuah rudal anti-pesawat dari wilayah Suriah ke wilayah negara Israel sebelumnya malam ini," kata Angkatan Udara Israel dalam sebuah cuitannya.
"Selain itu, pesawat-pesawat tersebut menyerang target-target lain di daerah tersebut," imbuhnya.
Para pejabat militer Israel mengatakan bahwa rudal yang diluncurkan dari Suriah yang memicu serangan balasan tersebut telah meledak di tengah penerbangan, dan tidak menimbulkan korban jiwa.
Dilansir dari UPI News, Senin (3/7/2023), kesepakatan untuk 25 unit jet tersebut bernilai sekitar $3 miliar dan akan dibiayai melalui bantuan AS untuk Israel, kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan bahwa sebagai bagian dari perjanjian, baik Lockheed Martin, produsen pesawat, dan Pratt & Whitney, pembuat mesinnya, telah berkomitmen untuk melibatkan industri pertahanan Israel dalam produksi komponen.
Kementerian menyatakan bahwa pengadaan ini akan menambah jumlah armada angkatan udara yang saat ini berjumlah 50 pesawat menjadi 75 pesawat.
Pengumuman ini muncul ketika ketegangan antara Israel dan Iran meningkat, dan ketika Angkatan Udara Israel telah melakukan serangan udara ke negara tetangganya, yakni Suriah.
Pada Minggu, jet-jet tempur menargetkan sebuah senjata berat di Suriah yang telah meluncurkan setidaknya satu rudal anti-pesawat ke Israel, katanya.
"Jet-jet tempur menyerang sebuah baterai anti-pesawat di wilayah Suriah malam ini (Minggu), sebagai respon terhadap peluncuran sebuah rudal anti-pesawat dari wilayah Suriah ke wilayah negara Israel sebelumnya malam ini," kata Angkatan Udara Israel dalam sebuah cuitannya.
"Selain itu, pesawat-pesawat tersebut menyerang target-target lain di daerah tersebut," imbuhnya.
Para pejabat militer Israel mengatakan bahwa rudal yang diluncurkan dari Suriah yang memicu serangan balasan tersebut telah meledak di tengah penerbangan, dan tidak menimbulkan korban jiwa.
- Penulis :
- M Abdan Muflih