Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Aktivis Iklim Coret Lukisan Wajah Raja Charles III di Galeri Nasional Skotlandia

Oleh Abdan Muflih
SHARE   :

Aktivis Iklim Coret Lukisan Wajah Raja Charles III di Galeri Nasional Skotlandia
Foto: Vandalisme Lukisan Raja Charles III (Tangkapan layar)

Pantau - Lukisan wajah Raja Charles III di Galeri Nasional Skotlandia di Edinburgh dirusak oleh para aktivis iklim pada Rabu (26/7/2023), meskipun sang raja telah lama memperjuangkan isu-isu lingkungan.

Dua anggota kelompok aksi iklim “This is Rigged” melakukan protes pada pukul 14.00 dan mengecat logo api kelompok tersebut dengan warna merah muda neon pada tubuh raja dan "rakyat lebih kuat daripada raja" pada latar belakang lukisan tersebut, demikian dilaporkan Herald Scotland.

Frasa tersebut dilaporkan berasal dari Highland Land League yang bersejarah, yang pada akhir abad ke-19 juga menggunakan teknik aksi langsung seperti pemogokan sewa dan pendudukan lahan untuk mendapatkan hak-hak bagi para petani yang diusir dari tanah leluhur mereka oleh pemilik tanah.

Dilansir dari New York Times, This is Rigged telah menuntut agar pemerintah Skotlandia menghentikan semua lisensi minyak dan gas di masa depan dan menciptakan transisi yang adil dan didanai penuh untuk pekerja minyak.

Kelompok ini juga mengancam untuk menutup industri minyak Skotlandia dan melanjutkan aksinya sampai pemerintah memenuhi tuntutannya.

"Mengapa pemerintah Skotlandia berpikir bahwa mengizinkan proyek-proyek minyak dan gas baru terus berjalan, bahkan tidak menentangnya? Jika kita menginginkan masa depan, jika pemerintah Skotlandia ingin kaum muda memiliki masa depan, mereka harus menentang semua lisensi minyak dan gas baru," kata salah satu dari dua pengunjuk rasa pria muda sambil berjongkok di depan potret tersebut, seperti yang diperlihatkan dalam sebuah video.

"Ini adalah langkah paling dasar yang dapat mereka lakukan untuk mendapatkan kesempatan untuk memiliki masa depan yang layak. Sampai hal ini terjadi, kami akan terus menargetkan pemerintah Skotlandia, memaksa mereka untuk menggunakan kekuatan yang mereka miliki untuk membela rakyat," imbuhnya.

Aktivis lainnya menyebutkan gelombang panas yang saat ini sedang melanda Eropa selatan sebagai alasan mendesak untuk memindahkan ekonomi negara tersebut dari bahan bakar fosil.

"Di Portugal, suhu udara saat ini mencapai 40 derajat. Kami mengalami panas yang tak tertahankan, dan ini akan semakin memburuk," katanya. 

"Skotlandia adalah produsen minyak terbesar di Eropa (dan produsen gas terbesar kedua), dan emisi ini mempengaruhi semua orang. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menghentikannya, dan memastikan transisi yang adil bagi para pekerja minyak dan gas," sambungnya lagi.

Modern Portrait Room ditutup selama sisa hari itu setelah perusakan, meskipun galeri lainnya tetap terbuka untuk pengunjung, kata seorang juru bicara kepada Herald Scotland.

"Saat ini kami sedang menilai dampaknya, namun tampaknya tidak ada tanda-tanda kerusakan pada karya seni yang sebenarnya," ujar juru bicara tersebut.

Atas tindakannya itu, kedua pengunjuk rasa yang berusia 21 dan 28 tahun itu pun akhirnya ditangkap sekitar satu jam kemudian oleh pihak kepolisian.

Sebelumnya, pada Oktober, empat orang pengunjuk rasa perubahan iklim dari kelompok Just Stop Oil ditangkap setelah melemparkan kue ke wajah patung lilin Raja Charles di Madame Tussauds di London.

Sementara itu, Raja Charles memiliki sejarah dalam mendukung perjuangan lingkungan dan berbicara tentang perubahan iklim jauh sebelum ia naik tahta.

Pada Forum Ekonomi Dunia di Davos pada tahun 2020, pangeran saat itu mengatakan kepada Time of London bahwa "pemanasan global, perubahan iklim, dan hilangnya keanekaragaman hayati yang menghancurkan" adalah "ancaman terbesar yang pernah dihadapi umat manusia."

[Sumber: New York Times]

Penulis :
Abdan Muflih