Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Update: Korban Bom Bunuh Diri di Pakistan Bertambah Jadi 45 Orang

Oleh Abdan Muflih
SHARE   :

Update: Korban Bom Bunuh Diri di Pakistan Bertambah Jadi 45 Orang
Foto: Lokasi bom bunuh diri di Pakistas (PTI News)

Pantau – Jumlah korban tewas dalam sebuah serangan bom bunuh diri pada sebuah rapat umum politik yang diadakan oleh sebuah partai agama di Pakistan meningkat menjadi 45 orang pada Senin (31/7/2023), para pejabat mengatakan, sebuah serangan yang memperparah ketakutan akan kerusuhan menjelang pemilihan umum yang akan diadakan pada akhir tahun ini.

Pelaku pengeboman menyerang pertemuan partai konservatif Jamiat Ulama Islam-Fazl (JUI-F), yang beraliansi dengan pemerintah dan dikenal memiliki hubungan dengan kelompok Islam garis keras, di distrik Bajaur pada Minggu (30/7/2023), di bagian barat laut, dekat perbatasan dengan Afghanistan.

Namun, hingga saat ini belum ada kelompok mana pun yang mengaku bertanggung jawab atas insiden yang merenggut banyak nyawa.

Seorang pejabat di badan penyelamat milik pemerintah, Bilal Faizi, mengatakan bahwa jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 45 orang.

Dari lebih dari 130 orang yang terluka, 61 di antaranya sedang dalam perawatan, kata penasihat kesehatan pemerintah Riaz Anwar.

Sebuah sayap kontra-terorisme polisi yang menyelidiki ledakan tersebut mencurigai kelompok ISIS berada di baliknya, kata polisi dalam sebuah pernyataan.

Pakistan telah mengalami kebangkitan serangan-serangan oleh militan Islamis sejak tahun lalu ketika gencatan senjata antara Taliban Pakistan, Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), dan pemerintah gagal.

Sebuah pengeboman masjid di kota Peshawar di barat laut menewaskan lebih dari 100 orang di bulan Januari, namun serangan terhadap partai-partai politik jarang terjadi.

Meskipun TTP dan kelompok-kelompok terkait berada di balik sebagian besar serangan dalam beberapa bulan terakhir, kelompok ini menjauhkan diri dari serangan Minggu dengan mengutuk serangan tersebut.

Diketahui JUI-F adalah sekutu pemerintah koalisi Perdana Menteri Shehbaz Sharif yang mengecam ledakan tersebut sebagai serangan terhadap proses demokrasi.

Prospek pemilihan umum yang dijadwalkan pada bulan November, telah dikacaukan oleh persaingan berbulan-bulan antara partai-partai utama dan tuduhan keterlibatan militer dalam politik sipil.

[Sumber: New York Post]

Penulis :
Abdan Muflih