
Pantau - Calon presiden Ekuador Fernando Villavicencio ditembak hingga tewas pada Rabu (9/8/2023) sore dalam sebuah rapat umum politik di ibukota negara tersebut, Quito, hanya beberapa hari sebelum pemilihan.
Pada Kamis (10/8/2023) malam, Menteri Dalam Negeri Ekuador, Juan Zapata, mengumumkan bahwa enam tersangka telah ditangkap sehubungan dengan pembunuhan tersebut, dan mengatakan bahwa semua tersangka adalah warga negara Kolombia, menurut New York Times.
Keenam orang tersebut ditangkap di Quito segera setelah pembunuhan Villavicencio, kata pihak berwenang.
Pembunuhan tersebut dikonfirmasi oleh Presiden Ekuador Guillermo Lasso, yang kemudian mengadakan Rapat Kabinet Keamanan sebagai tanggapannya.
Video penembakan yang diunggah secara online menunjukkan Villavicencio yang juga seorang mantan jurnalis berusia 59 tahun itu dikawal keluar dari sebuah sekolah menengah ke sebuah truk pickup putih. Saat dia memasuki kendaraan, sekitar belasan tembakan terdengar dalam rekaman yang belum diverifikasi oleh UPI.
Carlos Figueroa, seorang teman dekat Villavicencio yang hadir saat penembakan terjadi, mengatakan dalam sebuah video yang diunggah secara online dan dilaporkan oleh jaringan televisi lokal Ecuavisa bahwa Villavicencio ditembak di bagian kepala sebanyak tiga kali.
"Marah dan terkejut dengan pembunuhan calon presiden Fernando Villavicencio. Untuk mengenangnya dan untuk perjuangannya, saya jamin bahwa kejahatan ini tidak akan luput dari hukuman." kata Lasso dalam sebuah pernyataan.
Presiden tampaknya menyalahkan penembakan tersebut pada "kejahatan terorganisir," dengan menyatakan "hukum akan menimpa mereka."
Seorang tersangka yang terluka parah dalam baku tembak dengan polisi berhasil ditangkap, namun meninggal dunia akibat luka-lukanya, demikian ungkap kantor kejaksaan agung dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan di X, platform media sosial yang sebelumnya dikenal dengan nama Twitter.
"Sebuah ambulans dari pemadam kebakaran mengkonfirmasi kematiannya. Polisi melanjutkan dengan pemindahan mayatnya," kata pernyataan itu.
Sedikitnya sembilan orang dilaporkan terluka dalam serangan tersebut, termasuk seorang kandidat Majelis Nasional dan dua petugas polisi, kata kantor kejaksaan agung, dan menambahkan bahwa penembakan itu sedang diselidiki.
Villavicencio, presiden dari partai kanan-tengah Movimiento Construye, dibunuh kurang dari dua minggu sebelum pemilihan umum yang dijadwalkan pada 20 Agustus.
Kematiannya juga terjadi di tengah-tengah kekerasan politik yang mengguncang negara tersebut.
[Sumber: UPI News]
- Penulis :
- Abdan Muflih