Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Bak 'Mati Satu Tumbuh Seribu', Netanyahu Bikin Forum Kecil Usai Kabinet Perangnya Dibubarkan

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Bak 'Mati Satu Tumbuh Seribu', Netanyahu Bikin Forum Kecil Usai Kabinet Perangnya Dibubarkan
Foto: Dua eks panglima militer Israel, Gadi Eisenkot (kiri) dan Benny Gantz (kanan) yang sudah lagi sejalan dengan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu. (Getty Images)

Pantau - Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu mengganti kabinet perangnya dengan membentuk forum kecil guna membahas sederet isu sensitif terkait perang, khususnya yang berkecamuk di Jalur Gaza, Palestina.

Langkah Netanyahu ini sudah diprediksi luas usai ditinggal eks jenderal militer berhaluan tengah, Benny Gantz dari koalisi kabinet perang Israel. Keganjilan dalam pemerintahan Netanyahu ini menambah ketergantungannya pada sekutu ultra-nasionalis, yang menentang gencatan senjata.

Kondisi ini bakal memunculkan tantangan baru terhadap perundingan proposal gencatan senjata guna mengakhiri perang di Jalur Gaza. Pejabat pemerintah setempat menyebut, Netanyahu bakal membentuk forum kecil demi membahas sejumlah isu sensitif soal perang.

Nantinya, forum kecil itu bakal diisi kabinet keamanannya, yang mencakup mitra pemerintahan sayap kanan yang menentang proposal gencatan senjata dengan Hamas dan bersuara lantang memberi dukungan menduduki Jalur Gaza.

Kini, Netanyahu menghadapi tekanan dari sekutu utaram Israel, yakni Amerika Serikat (AS), termasuk meningkatnya oposisi global terhadap pertempuran Israel-Hamas yang menewaskan lebih dari 37.000 warga Palestina.

Tak hanya itu, Netanyahu juga mendapat tekanan sekutunya, yaitu Menteri Keuangan (Menku) Bezalel Smotrich dan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir, yang berhaluan ultra-nasionalis. Kedua menteri Netanyahu itu mengancam bakal menggulingkan pemerintahan Netanyahu jika Israel melanjutkan kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas.

Sedianya, meski kepergian Gant tak menimbulkan ancaman langsung terhadap pemeritahan Netanyahu, gonjang-ganjing politik Israel tetap dalam situasi sensitif. Pasalnya, Gantz yang dinilai sebagai negawaran ini meningkatkan kredibilitas Israel di mata mitra internasionalnya di saat Tel Aviv berada dalam kondisi paling terisolasi. Gantz kini menjadi ketua partai oposisi di parlemen.

Keputusan Gantz justru memicu pengunduran diri lainnya. Eks panglima militer dan sesama anggota partai, Gadi Eisenkot juga pergi dari Kabinet Perang Israel. Eisenkot dalam kabinet tersebut berstatus sebagai pengamat.

Pemerintahan Netanyahu adalah pemerintahan Israel yang paling religius dan nasionalis. Dalam sistem parlemen Israel yang penuh perpecahan, Netanyahu bergantung pada sekelompok partai kecil untuk membantu pemerintahannya tetap bertahan. Tanpa dukungan partai Gantz, Netanyahu diperkirakan akan lebih terikat pada sekutu sayap kanan.

Pembubaran kabinet perang ini terjadi saat Israel menghadapi keputusan-keputusan yang lebih penting. Israel dan Hamas sedang mempertimbangkan proposal terbaru untuk gencatan senjata dengan imbalan pembebasan sandera oleh Hamas selama serangan tersebut.

Pasukan Israel masih terus menggempur Rafah dan melawan kebangkitan Hamas di tempat lain. Israel juga menghadapi peningkatan serangan di perbatasan utara dengan Lebanon.

Penulis :
Khalied Malvino
Editor :
Muhammad Rodhi