
Pantau - Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu mengklaim serangan militer Tel Aviv terhadap kelompok pejuang Palestina, Hamas, di kota Rafah, Gaza selatan, hampir tuntas.
Dalam wawancara perdananya dengan jaringan media Israel pascainsiden perang melawan Hamas pada 7 Oktober 2023, Netanyahu mengaku bakal mengerahkan tentaranya ke perbatasan utara dengan Lebanon, namun untuk 'tujuan pertahanan'.
"Fase intens pertempuran melawan Hamas akan segera berakhir," kata Netanyahu dalam wawancara dengan Channel 14 Israel yang pro-Netanyahu, dilansir kantor berita AFP, Senin (24/6/2024).
"Bukan berarti perang akan segera berakhir, tapi perang dalam fase intensnya akan segera berakhir di Rafah," ujarnya dalam wawancara pada Minggu (23/6) waktu setempat.
"Setelah fase intens berakhir, kami akan dapat mengerahkan kembali sejumlah pasukan ke utara, dan kami akan melakukan itu. Terutama untuk tujuan pertahanan tetapi juga untuk memulangkan warga (yang mengungsi)," kata Netanyahu.
Diinformasikan, ribu warga Israel telah mengungsi dari wilayah utara, yang mana nyaris tiap hari ada baku tembak antara militer Israel dengan petempur Hizbullah di Lebanon pascainsiden perang di Gaza mulai berkecamuk.
Disebutkan, Netanyahu enggan menyepakati hal apa pun yang menetapkan diakhirinya perang di Gaza. Hal ini menunjukkan, Netanyahu terbuka jika ada kesepkatan 'sebagian' yang bakal memfasilitasi sejumlah sandaera yang masih ditahan, atau bahkan seluruhnya.
"Tujuannya adalah mengembalikan mereka yang diculik dan menggulingkan rezim Hamas di Gaza," katanya.
Sementara itu, para pejabat Amerika Serikat (AS) meragukan tujuan Israel memusnahkan Hamas. Pasalnya, pada Rabu pekn lalu, juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari mengungkapkan, Hamas tak bisa dihilangkan.
"Mengatakan bahwa kami akan melenyapkan Hamas sama saja dengan melemparkan pasir ke mata masyarakat," cetus Hagari.
Dikatakannya, Haas merupakan sebuah ideologi dan AS tak bisa menghilangkan itu. Saat ditanya soal situasi pascaperang di Gaza, Netanyahu menuturkan, pihaknya bakal mengambil peran dalm waktu dekat.
"Jelas kendali militer di masa mendatang akan menjadi milik kita," tuturnya.
- Penulis :
- Khalied Malvino