Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Presiden Macron Tolak Pengunduran Diri Perdana Menteri Prancis gegara Kalah di Pileg

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Presiden Macron Tolak Pengunduran Diri Perdana Menteri Prancis gegara Kalah di Pileg
Foto: Presiden Prancis Emmanuel Macron (kiri) berbicara dengan Perdana Menteri Prancis Gabriel Attal (ketiga dari kiri). (Getty Images)

Pantau - Presiden Prancis Emmanuel Macron menolak pengunduran diri Perdana Menteri (PM) Gabriel Attal setelah hasil Pileg Pracis menunjukkan tak ada koalisi-koalisi terbesar partai yang bisa membentuk pemerintahan sendiri.

Sumber Elysee kepada stasiun penyiaran  BFMTV menyebutkan, saat Attal menemui Macron di Istana Kepresidenan Elysee untuk menyampaikan pengunduran dirinya, Macron justru meminta Attal bertahan sebagai kepala pemerintahan 'untuk saat ini'.

Selain berterima kasih atas kontribusi Attal dalam kampanye Pemilu, Macron juga memintanya tetap bertugas untuk 'memastikan stabilitas negara'.

Attal sebelumnya menyatakan niat mengundurkan diri usai hasil awal putaran kedua Pileg Prancis, yang mengindikasikan koalisi politiknya di parlemen kalah, terbit.

"Malam ini, fraksi politik yang saya wakili dalam kampanye ini gagal mendapat suara mayoritas. Oleh karena itu, saya akan menyampaikan pengunduran diri saya kepada presiden besok pagi," kata Attal, Minggu (7/7/2024).

Meski demikian, Attal menyatakan kelegaan karena 'tak ada kubu ekstrem'. Attal merujuk pernyataannya itu pada partai ekstrem kanan Rassemblement National (RN) dan koalisi sayap kiri New Front Popular (NFP), yang mendapat jumlah kursi mayoritas di Majelis Nasional alias DPR Prancis.

Berdasarkan hasil Pileg dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Prancis, NFP menjadi koalisi terbesar di parlemen usai mendapat 180 kursi dan aliansi pro-Macron, Ensemble, berada di posisi kedua dengan 159 kursi,

Meski hampir semua survei menjelang pemilu menunjukkan RN paling mungkin menjadi partai terbesar di parlemen, RN justru berada di posisi ketiga dengan hanya mendapat 142 suara.

Hasil Pileg Prancis menunjukkan tiga koalisi utama tersebut tidak akan bisa membentuk pemerintahan sendiri di Majelis Nasional, yang beranggotakan 577 orang.

Presiden Macron menyatakan pembubaran parlemen setelah RN memenangkan lebih dari 31 persen suara serta mengalahkan koalisi sayap tengah yang didukungnya dalam pemilu Parlemen Eropa pada 9 Juni tahun ini.

Dalam putaran pertama Pileg Prancis dadakan pada 30 Juni, 76 caleg langsung terpilih tanpa perlu maju ke putaran kedua.

Saat itu, RN mendapat 29,26 persen suara dan 37 caleg mereka langsung terpilih, NFP berada di posisi kedua dengan 28,06 persen suara dan 32 caleg langsung terpilih.Koalisi Ensemble hanya mendapat 20,04 persen dengan dua caleg terpilih.

Sumber: Anadol

Penulis :
Khalied Malvino
Editor :
Khalied Malvino