Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Pemerintah Putuskan Akses Internet Buntut Bentrokan Maut di Bangladesh

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Pemerintah Putuskan Akses Internet Buntut Bentrokan Maut di Bangladesh
Foto: Para demonstran antikuota bentrok dengan polisi di Dhaka, Bangladesh, pada Kamis (18/7/2024). (Getty)

Pantau - Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan para demonstran di Bangladesh pada Kamis (18/7/2024), sementara pihak berwenang memutus jaringan internet saat kekerasan masih berlanjut.

Sejumlah toko dan kantor tetap buka di Dhaka, namun jumlah bus yang beroperasi lebih sedikit. Sejumlah mahasiswa menyerukan penghentian layanan internet secara nasional untuk menghapuskan kuota 30 persen reservasi, namun hanya sedikit yang merespons.

Polisi menembakkan gas air mata ke arah para mahasiswa yang memblokir jalanan di Chittagong saat layanan internet seluler dihentikan di Bangladesh.

Akses Internet Ditangguhkan

Internet seluler telah ditangguhkan akibat beredarnya rumor dan media sosial, kata Zunaid Ahmed Palak, menteri teknologi informasi junior. Layanan akan kembali aktif jika situasi sudah tenang.

Demonstrasi ini merupakan tantangan pertama bagi pemerintahan Perdana Menteri (PM) Bangladesh, Sheikh Hasina sejak dia memenangkan pemilu untuk masa jabatan keempat pada Januari lalu.

Para mahasiswa marah karena tingginya pengangguran di kalangan anak muda. Sekitar 32 juta generasi muda tidak memiliki pekerjaan maupun pendidikan, sementara jumlah penduduknya mencapai 170 juta jiwa. Mereka menginginkan penghapusan kuota 30 persen untuk keluarga veteran pejuang kemerdekaan.

Bentrokan Tak Terhindarkan

Bentrokan terjadi di beberapa tempat saat demonstran memblokir jalan raya utama. Di Dhaka, polisi antihuru-hara terlibat bentrokan dengan para demonstran.

Semua universitas negeri dan swasta ditutup mulai Rabu (17/7/2024). Polisi dan petugas Perbatasan dikirim ke kampus-kampus untuk menjaga ketertiban.

Hasina berjanji pemerintahannya akan membentuk tim penyelidik untuk menginvestigasi kasus tewasnya para demonstran setelah polisi menembakkan peluru dan gas air mata untuk membubarkan para pengunjuk rasa.

Pada 7 Agustus 2024, Mahkamah Agung (MA) Bangladesh akan mendengarkan banding pemerintah terhadap putusan Pengadilan Tinggi yang memerintahkan pemulihan reservasi 30 persen untuk keluarganya yang berjuang dalam perang kemerdekaan atas Pakistan pada 1971. Hasina pun meminta para mahasiswa untuk bersabar.

Berujung Bentokan Maut

Kekerasan dimulai saat ribuan pengunjuk rasa bentrok dengan anggota partai yang berkuasa, Liga Awami.

Sedikitnya tiga mahasiswa tewas dalam bentrokan pada Selasa (16/7/2024). Demonstrasi kian meningkat setelah Hasina, putri dari Sheikh Mujibur Rahman, yang memimpin Bangladesh menuju kemerdekaan, menolak tuntutan demonstran.

Sejumlah kelompok HAM telah mendesak pemerintahan Bangladesh untuk melindungi para demonstran dari kekerasan.

Sumber: Reuters

Penulis :
Khalied Malvino
Editor :
Khalied Malvino

Terpopuler