
Pantau - Enam anggota pasukan penjaga perdamaian asal Bangladesh tewas dalam serangan drone oleh kelompok teroris di markas PBB wilayah Abyei, perbatasan Sudan dan Sudan Selatan, pada Sabtu, 13 Desember 2025.
Selain korban tewas, delapan personel lainnya dilaporkan terluka dalam insiden yang terjadi di markas Pasukan Keamanan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Abyei atau United Nations Interim Security Force for Abyei (UNISFA).
Pemerintah sementara Bangladesh menyampaikan informasi ini secara resmi dan mengungkapkan keprihatinan mendalam atas serangan tersebut.
Bangladesh Desak PBB Tanggap dan Beri Bantuan Medis
Muhammad Yunus, yang mewakili otoritas Bangladesh, menyatakan keterkejutan atas insiden mematikan tersebut.
"PBB telah diminta untuk mengambil langkah mendesak guna memberikan perawatan medis terbaik dan bantuan yang diperlukan bagi para penjaga perdamaian yang terluka," ungkapnya.
Pernyataan dari militer Bangladesh yang diunggah melalui akun Facebook resmi juga menyebutkan bahwa serangan terjadi di Abyei dan bahwa pertempuran masih berlangsung saat pernyataan tersebut dirilis.
Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari isi PBB terkait insiden tersebut.
Abyei, Wilayah Kaya Minyak yang Masih Jadi Sengketa
Pasukan yang diserang merupakan bagian dari misi UNISFA, pasukan penjaga perdamaian PBB yang telah dikerahkan sejak tahun 2011 di Abyei, sebuah wilayah administratif yang kaya minyak dan masih menjadi sengketa antara Sudan dan Sudan Selatan.
Wilayah ini kerap menjadi pusat ketegangan karena klaim tumpang tindih dari kedua negara yang terlibat dalam konflik berkepanjangan.
Mandat UNISFA sendiri baru saja diperbarui oleh PBB pada bulan lalu untuk melanjutkan tugas menjaga perdamaian di wilayah tersebut.
- Penulis :
- Gerry Eka








