
Pantau - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menegaskan bahwa ia percaya gencatan senjata di Gaza “masih memungkinkan”.
"Pembicaraan masih berlangsung. (Itu) masih mungkin,” kata Biden kepada para wartawan, melansir Anadolu, Senin (19/8/2024).
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri (Menlu) AS, Antony Blinken tiba di Israel pada Minggu (18/8/2024) untuk mendorong gencatan senjata dan pembebasan sandera di Gaza. Ini merupakan kunjungannya yang kesembilan ke wilayah tersebut sejak perang Israel-Hamas sejak Oktober 2023.
Israel telah menggempur Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober lalu yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang.
Baca juga: Blinken-Netanyahu Dijadwalkan Bertemu Bahas Gencatan Senjata di Gaza
Selain menewaskan lebih dari 40.000 warga Palestina sejak saat itu, kampanye militer Israel telah membuat sebagian besar daerah kantong berpenduduk 2,3 juta jiwa itu menjadi puing-puing, mengakibatkan sebagian besar warga sipil kehilangan tempat tinggal dan menghadapi kelaparan.
Hamas dan faksi-faksi Palestina lainnya telah menuntut agar Israel mematuhi persyaratan yang telah disepakati sebelumnya, berdasarkan proposal yang didukung oleh Biden, dan membangun mekanisme untuk implementasinya, daripada melanjutkan perundingan sementara serangan terus berlanjut.
Prinsip-prinsip pada 27 Mei 2024, yang dirujuk Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu mencakup proposal kepada para mediator --Mesir, Qatar, dan AS-- agar Israel mempertahankan kendali atas Koridor Philadelphia dan penyeberangan Rafah di perbatasan Gaza-Mesir.
Baca juga: Tahap Mediasi Gencatan Senjata di Gaza Masuki Tahap Kritis
Biden mengatakan pada Mei 2024, bahwa Israel telah mengajukan kesepakatan tiga tahap yang akan mengakhiri permusuhan di Gaza dan menjamin pembebasan sandera yang ditahan di daerah kantong pantai tersebut.
Rencana itu mencakup gencatan senjata, pertukaran sandera dan tahanan, dan rekonstruksi Gaza. Para mediator telah berusaha mencapai kesepakatan antara Israel dan Hamas selama berbulan-bulan.
Putaran pembicaraan terakhir di ibu kota Qatar, Doha, berakhir pada Jumat (16/8/2024) tanpa terobosan, namun AS mengajukan proposal baru yang “dibangun di atas bidang-bidang kesepakatan” dan menjembatani kesenjangan yang masih ada dengan cara yang memungkinkan untuk “implementasi perjanjian yang cepat”.
Sumber: Anadolu
- Penulis :
- Khalied Malvino