Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Pakar UI: Serangan Terhadap Sistem Komunikasi di Lebanon adalah Tindakan Terorisme

Oleh Kaorie Zeto Hapki
SHARE   :

Pakar UI: Serangan Terhadap Sistem Komunikasi di Lebanon adalah Tindakan Terorisme
Foto: Orang-orang dan penanggap pertama berkumpul di lokasi ledakan perangkat yang dilaporkan di Saida di Lebanon selatan. (Getty)

Pantau - Serangan yang terjadi pada sistem perangkat komunikasi di Lebanon yang diduga dilakukan oleh Israel, dapat dikategorikan sebagai tindak terorisme. Hal ini disampaikan oleh Pakar Timur Tengah dari Universitas Indonesia (UI), Yon Machmudi.

“Serangan ini menyasar korban yang tidak dapat diprediksi, banyak di antaranya adalah warga sipil yang tidak terlibat dalam konflik,” jelas Yon saat dihubungi di Jakarta pada Kamis, (19/9/2024).

Baca Juga: Korban Jiwa Bertambah Jadi 20 Orang Akibat Ledakan Perangkat Komunikasi di Lebanon

Yon menambahkan bahwa serangan terhadap sistem komunikasi yang digunakan oleh Hizbullah menunjukkan adanya intervensi dari pihak lain, dalam hal ini Israel. Melalui serangan sistematis ini, Israel berusaha menimbulkan rasa ketakutan yang besar, dengan harapan Hizbullah akan menghentikan serangan terhadap mereka.

Namun, serangan ini justru dapat memicu serangan balasan dari Hizbullah. “Serangan ini tampaknya justru memperkuat potensi serangan balasan yang akan dilakukan Hizbullah terhadap Israel,” ungkap Yon.

Ia juga menekankan pentingnya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan komunitas internasional untuk mengutuk serangan yang dianggap “di luar kebiasaan” ini, karena menyebabkan banyaknya korban sipil.

Setelah ribuan unit penyeranta (pager) di Lebanon meledak pada 17 September 2024, ledakan perangkat komunikasi lainnya, seperti protofon (walkie-talkie), kembali terjadi pada 18 September 2024.

Baca Juga: Arab Bersatu Kirim Bantuan ke Lebanon Pasca Ledakan Pager Hizbullah

Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan setidaknya 20 orang tewas dan 450 lainnya luka-luka akibat gelombang kedua ledakan tersebut, sementara ledakan pertama mengakibatkan 12 orang tewas dan lebih dari 2.800 terluka.

Baik pemerintah Lebanon maupun Hizbullah menuduh Israel sebagai dalang di balik serangan ini. Media setempat juga melaporkan bahwa unit-unit protofon yang meledak tersebut dipasok ke Lebanon lima bulan yang lalu, bersamaan dengan unit-unit penyeranta yang juga meledak.

Penulis :
Kaorie Zeto Hapki

Terpopuler