
Pantau - Tentara Israel melancarkan dua serangan udara di Lebanon selatan pada Selasa (1/10/2024) pagi. Akibatnya, 16 korban tewas, termasuk anak-anak.
Menurut Kantor Berita Nasional Lebanon (NNA), 10 korban tewas berasal dari satu keluarga yang sama dalam serangan udara di rumah mereka di kota selatan Al-Dawoudia.
Sebuah sumber medis menuturkan kepada Anadolu, serangan udara lainnya di Kamp Pengungsian Ein el-Hilweh, yang terletak di sebelah selatan Sidon, menewaskan enam orang, termasuk tiga anak-anak, dan melukai beberapa orang lainnya.
Didirikan pada tahun 1948, Ein el-Hilweh adalah kamp pengungsi Palestina terbesar di Lebanon. Menurut data PBB, jumlah pengungsi di kamp ini mencapai 50.000 orang, meski data statistik informal menyebutkan jumlah penduduk kamp ini mencapai 70.000 jiwa.
Militer Israel menggempur beberapa kota di Lebanon selatan, bertepatan dengan pengumuman Tel Aviv atas operasi darat “terbatas” di Lebanon selatan.
BACA JUGA: Kemlu RI Upayakan Evakuasi WNI di Lebanon
Pada Senin (30/9/2024) malam, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Lebanon melaporkan jumlah korban tewas akibat serangan udara Israel di Lebanon selama 24 jam terakhir mencapai 95 orang, dengan 172 orang lainnya terluka.
Sejak 23 September 2024, Israel telah meluncurkan serangan udara masif terhadap apa yang disebutnya sebagai target Hizbullah di seluruh Lebanon. Serangan tersebut menewaskan lebih dari 1.057 orang dan melukai lebih dari 2.950 orang lainnya, menurut Kemenkes Lebanon.
Beberapa pemimpin Hizbullah ikut tewas dalam serangan tersebut, termasuk Sekretaris Jenderal (Sekjen) Hassan Nasrallah.
Hizbullah dan Israel terlibat dalam perang lintas batas sejak dimulainya operasi militer di Gaza. Konflik ini menewaskan hampir 41.600 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menyusul serangan lintas batas Hamas sejak Oktober 2023.
Masyarakat internasional mengecam serangan Israel di Lebanon bisa memicu eskalasi konflik Gaza menjadi perang regional yang lebih luas. (Anadolu)
- Penulis :
- Khalied Malvino