Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Kisah Tragis Pemuda Gaza Hafiz Qur'an: Impian yang Padam Dilahap Api Perang Gaza

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Kisah Tragis Pemuda Gaza Hafiz Qur'an: Impian yang Padam Dilahap Api Perang Gaza
Foto: Warga Gaza berjibaku memadamkan api akibat serangan Israel ke sebuah tenda pengungsian di halaman RS Syuhada Al-Aqsa, Gaza Tengah, Gaza, Palestina. (Anadolu)

Pantau - Sebuah rekaman video menunjukkan detik-detik mengerikan saat seorang pemuda Palestina, Shaaban Ahmed Al-Dalu, terbakar hidup-hidup di dalam tenda pengungsian setelah serangan udara Israel menghantam halaman Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di Gaza Tengah.

Shaaban, mahasiswa teknik perangkat lunak berusia 20 tahun, berteriak meminta tolong sementara tubuhnya dilahap api. Serangan tersebut menghancurkan beberapa tenda pengungsi, menewaskan empat orang, termasuk Shaaban dan ibunya, serta melukai lebih dari 40 orang, menurut laporan Kementerian Kesehatan (Kemenkes)Palestina.

“Shaaban bukan cuma kakak, dia juga sahabat dan penyemangat. Kehilangannya terasa tidak tertahankan,” ujar adik Shaaban, yang enggan disebutkan namanya, dengan suara bergetar menahan tangis.

Malam itu, tepat pukul 01.30 dini hari waktu setempat, tenda mereka terkena serangan. “Saya tidur di tenda sebelah dan tidak bisa menyelamatkan mereka. Saya melihat mereka terbakar di depan mata saya,” kata adiknya.

BACA JUGA: Jumlah Korban Tewas di Gaza Melonjak, Kini Tembus 42.344 Orang

“Shaaban dan ibu kami hangus di depan mata saya. Sekarang keluarga kami terpisah—adik perempuan saya terluka dan dirawat di rumah sakit, ayah saya juga dirawat di Khan Younis,” ucapnya sambil terisak.

Keluarga Shaaban terpaksa tinggal di tenda pengungsian setelah rumah mereka hancur akibat serangan udara Israel. Meski hidup dalam pengungsian, Shaaban tak menyerah pada pendidikannya. Ia belajar online dan harus menempuh jarak jauh setiap hari untuk mengakses internet, demi meraih masa depan lebih baik bagi keluarganya.

Namun, semua impian itu musnah saat serangan udara Israel menghantam tenda mereka malam itu. Api yang menyambar dengan cepat membuat Shaaban tak sempat melarikan diri.

Pesan Terakhir


Sebelum meninggal, Shaaban sempat menuliskan pesan menyayat hati di Instagram.

“Saya pernah punya impian besar, tapi perang menghancurkan semuanya. Saya kewalahan, fisik dan mental saya hancur. Trauma ini membuat saya depresi dan rambut saya rontok,” tulisnya.

Ia juga berharap agar ada masa depan yang lebih baik bagi keluarganya dan anak-anak Palestina yang terjebak dalam kengerian perang. Dalam postingannya, ia mengajak orang-orang untuk membantu meringankan penderitaan para pengungsi.

Adik Shaaban mengingat momen paling menyakitkan dari tragedi malam itu. “Melihatnya terbakar dan tidak ada yang bisa menolong. Api melahap segalanya, terlalu besar untuk didekati,” ujarnya.

BACA JUGA: Horor! Warga Gaza Dibakar Hidup-hidup saat Tidur di Tenda Pengungsian

Shaaban tak hanya berjuang untuk keluarga, tetapi juga menghafal Al-Qur’an di tengah segala kesulitan. Ia bercita-cita membangun masa depan lebih cerah bagi dirinya dan keluarganya.

Sepekan sebelum kematiannya, Shaaban sempat membaca Al-Qur’an di masjid dekat Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa. Pukul 01.00 dini hari waktu setempat, ia selesai membaca dan setengah jam kemudian masjid itu dibom. Ia lolos dengan luka ringan dan kembali ke tenda bersama keluarganya—tak menyadari bahwa ia hanya punya beberapa hari lagi sebelum bertemu takdirnya.

Gaza dalam Krisis

Sejak serangan lintas perbatasan oleh Hamas pada 7 Oktober tahun lalu, Israel melancarkan serangan brutal ke Gaza meski Dewan Keamanan PBB menyerukan gencatan senjata segera. Hingga kini, lebih dari 42.400 orang—sebagian besar wanita dan anak-anak—tewas, dan 99.000 lainnya terluka.

Blokade Israel membuat hampir seluruh penduduk Gaza mengungsi dan menghadapi krisis parah akibat kelangkaan makanan, air bersih, dan obat-obatan. Atas tindakannya di Gaza, Israel tengah menghadapi tuntutan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ). (Anadolu)

Penulis :
Khalied Malvino