
Pantau - Korea Utara mengklaim lebih dari 1,4 juta pemuda dan pelajar telah mendaftar untuk bergabung kembali dengan militer menyusul eskalasi konflik dengan Korea Selatan.
Menurut laporan dari kantor berita resmi Korea Utara, Korean Central News Agency (KCNA), "jutaan pemuda telah berpartisipasi dalam perjuangan nasional untuk menumpas kotoran ROK (Korea Selatan) yang telah melakukan provokasi serius terhadap kedaulatan" Korea Utara.
Gelombang pendaftaran ini terjadi pada akhir pekan lalu, tepatnya pada 14-15 Oktober 2024. Rekrutmen ini dilakukan di tengah ketegangan yang meningkat antara kedua Korea, menyusul tuduhan bahwa drone-drone Korea Selatan memasuki wilayah udara Korea Utara di atas Pyongyang.
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, menggelar pertemuan keamanan pada hari Senin untuk membahas insiden drone yang diklaim oleh Pyongyang telah terjadi sejak 3 Oktober 2024. Korea Utara menuduh militer Korea Selatan sebagai pihak yang memprovokasi.
BACA JUGA: Memanas! Militer Korut Ledakkan Jalan Dekat Perbatasan Korsel
Sebagai respons, Korea Utara dilaporkan telah menghancurkan jalur darat yang menghubungkan kedua negara, memperburuk situasi. Sementara itu, Seoul menyatakan bahwa mereka tidak dapat mengonfirmasi tuduhan Korea Utara.
KCNA mengecam insiden drone tersebut sebagai tindakan yang dirancang untuk "mendorong situasi tegang ke tepi perang," dan memperingatkan bahwa tindakan Korea Selatan bisa mengarah pada "penghancuran diri."
Laporan tersebut lebih lanjut menyatakan tekad Korea Utara untuk "menghancurkan kotoran ROK" dan menegaskan bahwa jika perang pecah, "ROK akan dihapus dari peta."
Di sisi lain, Korea Selatan mengumumkan bahwa mereka sedang berkoordinasi dengan Amerika Serikat (AS) dan Jepang untuk membentuk mekanisme bersama, bersama negara-negara mitra lainnya, untuk memantau sanksi PBB terhadap Korea Utara, menyusul veto terbaru Rusia untuk memperpanjang mandat panel PBB yang memantau kepatuhan terhadap sanksi terhadap Pyongyang. (Anadolu)
- Penulis :
- Khalied Malvino