
Pantau.com - Sekitar 3.000 warga Suriah yang tinggal di kota-kota perbatasan Tukri memperotes organisasi teroris YPG/PKK pada Minggu (11 November 2018).
Warga Suriah, yang melarikan diri dari perang saudara ke Turki, berkumpul di distrik Akcakale, Provinsi Sanliurfa, di sepanjang perbatasan Suriah.
Mereka meminta Turki melancarkan operasi kontateror melawan militan YPG/PKK di timur Sungai Eufrat guna membebaskan Kota Tal Abyad, Suriah.
Salah satu warga Suriah, Aliya al Nasir mengatakan, kekejaman yang dilakjukan oleh kelompok teror itu tidak dapat diterima.
"Kami meminta militer Turki dan Tentara Pembebasan Suriah (FSA) untuk meluncurkan operasi di timur Sungai Eufrat agar provinsi, distrik, dan desa kami bebas dari pendudukan kelompok teror," kata al-Nasir, sambil mengapresiasi kesuksesan dua operasi Turki melawan Daesh dan YPG/PKK di utara Suriah dalam beberapa tahun terakhir, seperti dilansir Anadolu, Senin (12/11/2018).
Baca juga: Suku Lokal di Suriah Serukan Boikot Militan PKK di Raqqa
Selama unjuk rasa, warga Suriah meneriakkan slogan-slogan yang mengelukan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan FSA.
Al-Nasir juga mendesak pemerintah Amerika Serikat untuk berhenti mendukung teroris PYD/YPG/PKK.
"Biarkan Suriah hidup dalam persatuan dan kemerdekaan," tegas dia.
Setelah operasi Perisai Eufrat dan Ranting Zaitun, para teroris melarikan diri dari daerah itu dan penduduk pun kembali ke permukiman mereka.
Pasukan Turki yang didukung oleh FSA, membebaskan sebagian besar wilayah barat laut Suriah dari kelompok teror selama Operasi Perisai Eufrat pada 2016, sementara Operasi Ranting Zaitun memberikan pukulan telak ke YPG/PKK dan Daesh setelah wilayah Afrin dibebaskan pada 2018.
Turki sejak lama memprotes dukungan AS untuk PYD/YPG/PKK, yang dipandang Washington sebagai sekutu yang dapat diandalkan dalam perjuangannya melawan Daesh di Suriah.
Dalam kampanye teror melawan Turki selama lebih dari 30 tahun, PKK, yang terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Turki, AS, dan Uni Eropa telah bertanggung jawab atas kematian sekitar 40.000 orang, termasuk perempuan dan anak-anak.
Baca juga: Lebanon Sebut Suriah Telah Membunuh Pengungsi Perang yang Kembali
- Penulis :
- Noor Pratiwi