
Pantau - Pekan ini, lebih dari 190 negara hadir dalam Conference of the Parties ke-16 (COP16) Konvensi Keanekaragaman Hayati (CBD) yang berlangsung di Cali, Kolombia.
Acara internasional ini mempertemukan pemerintah, organisasi lingkungan, masyarakat adat, bisnis, akademisi, hingga kelompok pemuda dan masyarakat sipil.
Melalui keterangan tertulisnya kepada Pantau.com, Kamis (24/10/2024), tujuan utama digelarnya acara ini adalah membahas isu penting terkait keanekaragaman hayati di tengah ancaman perubahan iklim global.
Keanekaragaman Hayati Indonesia Jadi Sorotan
Direktur Eksekutif Forest Watch Indonesia, Mufti Barri, menegaskan konferensi ini sangat penting bagi Indonesia, yang memiliki salah satu keanekaragaman hayati terkaya di dunia.
Keanekaragaman hayati bukan hanya mencakup flora dan fauna, tetapi juga manusia, termasuk masyarakat adat yang menjadi bagian integral dari ekosistem.
Baca juga: DPR Sepakati Revisi UU Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
"Konferensi ini sangat krusial untuk menunjukkan siapa penjaga sejati keanekaragaman hayati di bumi ini. Kita juga harus memastikan kehidupan yang selaras dengan alam. Gangguan sekecil apa pun terhadap alam akan berdampak signifikan pada kehidupan manusia, seperti yang kita lihat pada pandemi COVID-19, yang muncul akibat terganggunya ekosistem dan rantai makanan," ujar Mufti.
Peran Penting Pemuda dalam Keadilan Iklim
Dalam rangkaian COP16, Life of Pachamama, organisasi yang dibentuk oleh sekelompok anak muda Kolombia, menyelenggarakan program solidaritas.
Program ini menyediakan platform untuk memobilisasi pemimpin muda dalam isu keanekaragaman hayati, dengan fokus pada partisipasi pemuda dari kawasan Global South.
Mereka menekankan pentingnya suara anak muda dalam dialog tentang keadilan iklim dari perspektif komunitas yang paling terdampak.
Jose Fernando Palacio dan Juan David Amaya dari Life of Pachamama menjelaskan delegasi muda Indonesia dipilih dengan mempertimbangkan representasi dari wilayah-wilayah yang paling terdampak oleh perubahan iklim dan memiliki keanekaragaman hayati yang kaya.
Baca juga: Peringatan Hari Keanekaragaman Hayati Internasional: Sejarah dan Maknanya
Delegasi juga harus terlibat aktif dalam advokasi keadilan iklim, baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional.
Delegasi Muda sebagai Aktor Transformatif
Para delegasi muda ini akan berpartisipasi dalam sejumlah panel utama serta berinteraksi langsung dengan para pengambil keputusan global.
Jose dan Juan menegaskan ini adalah kesempatan penting untuk memastikan suara masyarakat dari wilayah yang paling rentan didengar dalam diskusi tentang kebijakan keanekaragaman hayati.
"Kami berharap delegasi muda ini bukan hanya sebagai pengamat, tetapi juga aktor transformatif yang memperjuangkan masa depan yang lebih berkelanjutan dan adil," tutur Jose.
Dengan fokus kuat pada keadilan iklim dan upaya kolaboratif global, COP16 menjadi ajang penting untuk menyusun langkah-langkah konkret dalam melindungi keanekaragaman hayati dan keberlanjutan planet ini.
- Penulis :
- Khalied Malvino