
Pantau - Sebanyak 11 korban tewas akibat baku tembak dan pertarungan senjata tajam di Maguindanao del Sur, Filipina selatan, Rabu (30/10/2024).
Bentrokan ini terjadi antar unit komando dalam kelompok pemberontak Moro Islamic Liberation Front (MILF), kelompok bersenjata terbesar di Filipina, demikian laporan otoritas pada Kamis (31/10/2024).
Menurut laporan polisi dan tentara Filipina, bentrokan pecah di desa terpencil di provinsi Maguindanao del Sur pada Rabu (30/10/2024) sore.
Namun, seorang pejabat lokal memprediksi jumlah korban mencapai 19 orang, mengaitkan konflik ini dengan sengketa lahan yang berlangsung lama di wilayah tersebut.
"Sebanyak 18 orang tewas saat bentrokan, dan satu lagi meninggal di rumah sakit," ujar petugas penyelamatan provinsi Tim Ambolodto kepada AFP.
Baca juga: Pasukan Pengamanan Pakistan dan Afghanistan Terlibat Bentrok di Perbatasan
Bentrokan ini memaksa sekitar 2.000 penduduk desa di sekitar lokasi kejadian mengungsi ke pusat evakuasi atau menumpang di rumah kerabat untuk menghindari peluru nyasar.
Konflik separatis yang dipimpin kelompok Muslim telah menjadi momok di Filipina, yang mayoritas penduduknya beragama Katolik, selama beberapa dekade dan menelan lebih dari 100.000 korban jiwa.
Pada 2014, pemerintah Filipina menandatangani perjanjian damai dengan MILF, yang termasuk proses penyerahan senjata para anggotanya.
Dalam pernyataan resminya pada Kamis (31/10/2024), militer Filipina menyatakan sudah melayangkan surat protes kepada Komite Koordinasi untuk Penghentian Permusuhan, badan penasehat yang mendukung proses damai, atas pelanggaran dalam bentrokan maut itu.
Batalyon Infanteri ke-90 Angkatan Darat Filipina juga mengadakan dialog pada Kamis (31/10/2024) dengan anggota Kelompok Aksi Gabungan Ad Hoc MILF untuk membahas sederet langkah pencegahan agar tak ada aksi balasan dari kedua pihak yang bertikai di wilayah tersebut.
Sumber: AFP
- Penulis :
- Khalied Malvino