
Pantau.com - PBB mengkonfirmasi adanya bentrokan baru di distrik Malistan dan Jaghori, Provinsi Ghazni, yang telah menyebabkan lebih dari 5.000 keluarga telah mengungsi dari negara yang dilanda perang tersebut.
Seperti dilansir Anadolu, Kamis (15/11/2018), Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusian (OCHA) mengatakan, ribuan keluarga sedang mencari perlindungan ke wilayah yang relatif lebih aman di provinsi-provinsi tetangga.
"Ketersediaan makanan dan obat-obatan di pasar lokal terpengaruh. Harga-harga komoditas dasar meningkat dan pasokan bahan bakar terbatas. Ribuan keluarga yang meninggalkan rumah mereka terpapar dalam kondisi musim dingin," ucap OCHA dalam suatu pernyataan.
Sejauh ini belum ada tindakan penanganan di Jaghori maupun Malistan karena tidak ada akses yang menghubungkan para mitra dengan penduduk yang terdampak pertempuran, menurut OCHA.
Baca juga: Pos Pemeriksaan Polisi di Afghanistan Diserang Bom Bunuh Diri
Sebelumnya, sebuah aksi protes massal terhadap bentrokan digelar oleh komunitas etnis Syiah Hazara di Kabul.
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahed mengumumkan distrik Malistan telah dikuasai dan 42 pasukan keamanan telah tewas dalam bentrokan tersebut.
Ketegangan meningkat antara Taliban dengan para pejuang yang loyak kepada komandan milisi Shia-Hazara yang pro pemerintah Abdul Hakim Shujai di provinsi Uruzgan, yang kemudian meluas ke wilayah komunitas Hazara di Jaghori dan Malistan.
OCHA mendesak semua pihak yang terlibat konflik untuk menghormati Undang-Undang Humaniter Internasional, melindungi penduduk sipil, dan memfasilitasi penyediaan bantuan oleh badan-badan kemanusiaan yang netral dan tidak memihak. Hal ini termasuk menjamin perjalanan yang aman bagi warga sipil yang berusaha meninggalkan wilayah terdampak konflik.
PBB mengungkapkan bahwa ada sekitar 1,5 juta orang yang terlantar akibat pertempuran di Afghanistan.
Baca juga: 30 Polisi Tewas Akibat Serangan Militan Taliban di Afghanistan
- Penulis :
- Noor Pratiwi