
Pantau - Perdana Menteri (PM) Jepang, Shigeru Ishiba berencana bertemu dengan Presiden Terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada November 2024, dengan tujuan mempererat hubungan yang dijalin mantan PM Shinzo Abe selama masa jabatan Trump yang pertama.
Menurut empat sumber yang dekat dengan rencana itu, Ishiba mengharapkan pertemuan dapat diatur pasca-KTT G20 di Brasil pada 18-19 November 2024. Ishiba, yang belum lama ini melakukan panggilan telepon singkat dengan Trump, mengatakan kepada wartawan bahwa mereka sepakat untuk bertemu segera.
"Saya merasa dia sangat ramah. Jadi, saya percaya kita bisa berbicara secara terbuka," ujarnya.
Jepang, sebagai mitra ekonomi dan keamanan utama bagi AS, berusaha mempertahankan hubungan dekatnya dengan Washington, yang telah memiliki kehadiran militer besar di Jepang sebagai bagian dari strategi untuk menjaga pengaruhnya di Asia, terutama menghadapi China.
Baca juga: PM Jepang Bubarkan Parlemen jelang Pemilu Dini
Ishiba berupaya mengikuti jejak Abe, yang menjadi pemimpin asing pertama bertemu Trump setelah Pemilu 2016. Abe dikenal menjalin hubungan pribadi cukup erat dengan Trump, termasuk kerap bermain golf bersama, hingga membantu meredakan sejumlah isu sensitif antara kedua negara, seperti pengeluaran pertahanan dan perdagangan.
Beberapa hari lalu sebelum Pemilu AS pada Selasa (5/11/2024), pejabat Jepang semakin memperkuat upaya untuk merintis kembali hubungan dengan orang-orang dekat Trump, mengingat kekhawatiran terhadap kebijakan proteksionis Trump, seperti tarif baja, dan tuntutannya agar Jepang membayar lebih untuk biaya pasukan AS yang ditempatkan di negara tersebut.
Kendati demikian, Ishiba menghadapi tantangan berbeda dibandingkan dengan Abe, yang memimpin pemerintahan stabil sebagai PM Jepang terlama. Ishiba kini memimpin koalisi yang kehilangan mayoritas di DPR Jepang setelah Pemilu pada Oktober 2024.
"Dengan ketidakstabilan yang ada di Tokyo saat ini, saya tidak yakin Ishiba memiliki kekuatan yang sama seperti Abe," kata Kevin Maher, seorang konsultan yang sebelumnya memimpin Kantor Urusan Jepang di Departemen Luar Negeri (Deplu) AS. (Reuters)
- Penulis :
- Khalied Malvino