
Pantau - Krisis kemanusiaan yang semakin parah diperburuk kelangkaan tepung dan penutupan salah satu toko roti utama di pusat Gaza. Ribuan keluarga Palestina kini berjuang untuk mendapatkan cukup makanan untuk bertahan hidup.
Pada Senin (18/11/2024), ratusan orang terpaksa menunggu dengan penuh harap di luar Toko Roti Zadna di Deir Al-Balah yang tutup. Di antara mereka, Umm Shadi, seorang wanita pengungsi dari Kota Gaza, mengungkapkan keputusasaannya.
“Tidak ada roti lagi karena tepung habis,” ujarnya kepada The Associated Press, dikutip Selasa (19/11/2024).
Sebagai informasi, satu kantong tepung kini harganya mencapai 400 shekel (setara Rp160 ribu), namun sulit ditemukan.
Baca juga: AS Wanti-wanti Israel, Kebijakan Kelaparan di Gaza Tak Dapat Diterima
“Siapa yang bisa membeli tepung seharga 400 shekel?” tambahnya dengan nada putus asa.
Sementara itu, Nora Muhanna, wanita pengungsi lainnya dari Kota Gaza, tampak kecewa setelah menunggu berjam-jam tanpa hasil.
“Dari awal, barang-barang tidak ada, dan meskipun ada, tidak ada uang untuk membelinya,” ungkapnya, seraya meninggalkan toko roti itu dengan tangan kosong.
Hampir seluruh 2,3 juta penduduk Gaza kini bergantung pada bantuan internasional untuk bertahan hidup. Para dokter dan organisasi bantuan melaporkan tingkat kekurangan gizi yang sangat tinggi.
Baca juga: Pilu Ibu di Gaza: Hanya Kematian yang Bisa Akhiri Penderitaan
Para ahli ketahanan pangan mewanti-wanti, kelaparan bisa saja sudah dimulai, terutama di Gaza utara yang terdampak parah. Kelompok bantuan menuduh militer Israel menghalangi dan bahkan memblokir pengiriman bantuan ke Gaza.
Sementara itu, di Deir Al-Balah, puluhan orang mengantre mendapatkan sepotong roti dan semangkuk sup lentil dari dapur amal sementara. Refat Abed, seorang pengungsi dari Kota Gaza, mengungkapkan keputusasaannya.
“Dari mana saya bisa mendapatkan uang? Apakah saya harus mengemis? Kalau bukan karena Tuhan dan amal, anak-anak saya dan saya sudah kelaparan,” ujar Abed dengan mata yang penuh keputusasaan.
- Penulis :
- Khalied Malvino