
Pantau - Para pemimpin negara G20 menyerukan "gencatan senjata komprehensif" di Gaza dan Lebanon, seraya menekankan pentingnya kerja sama dalam mengatasi perubahan iklim, pengentasan kemiskinan, dan pajak bagi orang super kaya.
Pertemuan ekonomi ini digelar di Rio de Janeiro pada Senin (18/11/2024), seiring eskalasi ketegangan global, dengan fokus utama pada sederet isu besar yang dihadapi dunia saat ini.
Mengutip Al Jazeera, Selasa (19/11/2024), kehadiran Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang akan kembali ke Gedung Putih pada Januari 2025 memberi dampak signifikan pada dinamika pembahasan.
Pada hari pertama, agenda G20 didominasi oleh situasi Ukraina setelah AS memberikan lampu hijau bagi Kyiv untuk menyerang wilayah Rusia dengan misil jarak jauh yang disuplai AS.
Meski nihil kecaman langsung terhadap agresi Rusia, pernyataan akhir G20 menyambut "inisiatif konstruktif" yang mendukung perdamaian komprehensif dan adil di Ukraina.
Baca juga: Pemimpin G20 "Ngumpul" di Brasil Bahas Kemiskinan dan Iklim
Dalam konteks kemanusiaan, para pemimpin G20 sangat prihatin dengan "situasi bencana" di Gaza, menyerukan gencatan senjata yang memungkinkan penghentian pertempuran secara permanen.
Mereka juga menyoroti peningkatan ketegangan di Lebanon dan menyerukan gencatan senjata untuk memungkinkan warga kembali ke rumah mereka dengan aman di kedua sisi Garis Biru yang memisahkan Lebanon dan Israel.
Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva, yang memiliki latar belakang dari keluarga miskin, mengangkat isu kemiskinan ekstrem dan kelaparan sebagai fokus utama KTT G20. Dalam deklarasi final, G20 mendukung upaya untuk mengenakan pajak secara efektif kepada "individu dengan kekayaan sangat tinggi".
Lula juga meluncurkan inisiatif global untuk melawan kelaparan dan kemiskinan, menggarisbawahi masalah ini "bukan hasil dari kelangkaan, tetapi akibat keputusan politik." Selain itu, walaupun perubahan iklim menjadi topik penting, tak ada terobosan signifikan dalam deklarasi akhir.
Para pemimpin G20 hanya sepakat untuk meningkatkan pembiayaan iklim secara substansial, dengan tujuan menetapkan target sumbangan negara kaya kepada negara miskin pada KTT COP29 yang akan datang di Azerbaijan.
- Penulis :
- Khalied Malvino