
Pantau.com - Perdana Menteri Australia, Scott Morrison telah menuduh sejumlah tokoh-tokoh senior Muslim memboikot petemuan dengan dirinya. Hal ini berkaitan dengan komentar Scott soal serangan teror di Melbourne.
PM Morrison direncanakan bertemu dengan beberapa pimpinan komunitas Muslim pada pekan ini dalam sebuah diskusi untuk membicarakan insiden yang menewaskan dua orang, 9 November lalu.
Melansir ABC News, Kamis (22/11/2018), beberapa hari setelah serangan terjadi, PM Morrison menyebutnya "Islam yang radikal, keras, dan ekstrim" menjadi ancaman terbesar bagi kemanan nasional Australia.
Kelompok pemimpin Muslim yang terdiri dari sembilan orang, termasuk mufti tertinggi sendiri menyatakan kekecewaannya atas komentar PM Morrison. Mereka juga meminta pertemuan ditunda sampai adanya penyelesaian atas keberatan mereka.
"Pernyataan-pernyataan ini tidak mencapai apa pun untuk mengatasi masalah sebenarnya, tetapi justru telah mengasingkan sebagian besar komunitas Muslim," tulis keterangan pemimpin muslim itu.
Baca juga: Pantau Story: Australia Disentil Pengikut ISIS, Siapa Sebenarnya Shire Ali?
Dalam serangkaian unggahan di akun Twitternya, Scott Morrison mengatakan, pemboikotan pertemuan tersebut sebagai upaya penyangkalan jika Islam benar radikal. "Pertemuan ini akan berlanjut dengan mereka yang ingin menangani masalah ini dengan serius, bukan sebaliknya," katanya di Twitter.
Awal bulan ini, Hassan Khalif Shire Ali menikam tiga orang di CBD Melbourne, termasuk menewaskan pemilik restoran terkenal, Sisto Malaspina. Hassan meninggal di rumah sakit karena luka tembak.
Berbicara setelah kejadian itu, PM Morrison tidak mengatakan kesehatan mental sebagai "alasan" insiden tersebut.
"Dia adalah seorang teroris. Dia adalah teroris ekstrimis radikal yang menikam pisau ke warga Australia lainnya, karena dia telah diradikalisasi di negara ini," kata PM Morrison.
Ia juga mengatakan ingin agar para imam untuk memberi perhatian lebih besar kepada orang-orang yang berisiko teradikalisasi dan meminta mereka untuk melaporkan kekhawatiran kepada pihak berwenang.
Baca juga: Soal Insiden Berdarah di Melbourne, Ini Kata-kata Pedas PM Australia
Dalam surat pernyataan, para pemimpin senior Muslim mengatakan PM Morrison menyimpulkan bahwa komunitasnya secara kolektif bersalah atas tindakan kriminal yang dilakukan seorang individu.
"Untuk mengadakan sebuah pertemuan berarti yang akan menghasilkan hasil yang positif, peserta harus yakin bahwa pandangan dan kekhawatiran mereka akan benar-benar dihormati dan pertemuan ini tidak akan digunakan untuk menekankan sentimen bahwa komunitas Muslim tidak valid dan memecah-belah," tulis mereka.
"Tujuan pertemuan itu tidak menyatakan keyakinan seperti itu."
ABC mendapatkan informasi jika 10 kelompok masih akan menghadiri pertemuan dengan Perdana Menteri hari Kamis (22/11/2018).
- Penulis :
- Widji Ananta