Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Serangan Brutal Geng Bersenjata Tewaskan 3 Wartawan di Haiti

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Serangan Brutal Geng Bersenjata Tewaskan 3 Wartawan di Haiti
Foto: Beberapa jurnalis tertembak dan terluka Selasa (24/12/2024) saat geng bersenjata menyerang mereka yang menunggu konferensi pers pembukaan rumah sakit terbesar di Port-au-Prince. (Miami Herald)

Pantau – Hari yang semestinya menjadi momen harapan bagi rakyat Haiti. Namun, konferensi pers yang dijadwalkan untuk mengumumkan pembukaan kembali rumah sakit umum (RSU) terbesar di negara itu berakhir dengan tragedi.

Tembakan menghujani para wartawan yang sedang berkumpul di lobi rumah sakit, Selasa (25/12/2024), merenggut nyawa tiga orang--dua wartawan dan seorang petugas polisi.

Saksi mata menggambarkan suasana mencekam, di mana wartawan terjatuh, berlumuran darah, dan berusaha menyelamatkan diri dari rentetan peluru yang terus memberondong.

Serangan ini terjadi di tengah krisis yang semakin mendalam di Haiti, di mana kelompok bersenjata kini menguasai hampir seluruh ibu kota, Port-au-Prince.

Kelompok kriminal ini telah menargetkan rumah sakit sebagai simbol kekuasaan mereka atas pemerintah, memaksa banyak fasilitas medis tutup.

RSU yang sempat ditutup sejak Maret 2024 akibat serangan geng akhirnya dibuka kembali dengan harapan besar bagi warga Haiti yang membutuhkan perawatan, namun harapan itu kini kembali musnah.  

Kepala Dewan Presiden Transisi Haiti, Leslie Voltaire mengungkapkan, serangan ini sebagai "tidak dapat diterima". Dia juga menegaskan, kekerasan yang terus terjadi di Haiti telah melampaui batas.

Baca juga:

Di tengah-tengah serangan ini, para wartawan yang hadir untuk mendengarkan pengumuman Menteri Kesehatan (Menkes) baru Haiti, Duckenson Lorthe Blema, malah menjadi korban kebrutalan yang tidak berperikemanusiaan.

Situasi di Port-au-Prince semakin mencekam, di mana lebih dari 80 persen wilayah kota kini berada di bawah kendali geng-geng yang berperang melawan pemerintah.

Di tengah ketidakpastian dan kekerasan ini, Haiti berharap kepada komunitas internasional untuk memberikan dukungan keamanan, namun janji-janji itu masih jauh dari kenyataan.

RSU yang terletak di pusat kota dekat Champ de Mars, kini menjadi saksi bisu atas ketidakmampuan dunia untuk membantu Haiti keluar dari cengkeraman kelompok kriminal bersenjata yang tak kenal ampun.

Dengan pertempuran yang semakin dekat dan tak ada tempat aman lagi, rakyat Haiti menghadapi kenyataan pahit. Kehidupan mereka terancam setiap hari, sementara dunia hanya menyaksikan.

Serangan ini hanya memperburuk situasi yang sudah mengerikan di Haiti. Wartawan yang seharusnya menjadi saksi kebenaran, kini menjadi korban dari kekerasan yang tak kunjung padam.

Negara ini membutuhkan bantuan internasional segera, namun waktu terus berjalan, dan nyawa semakin banyak yang melayang dalam kekosongan yang dibiarkan begitu lama.

Penulis :
Khalied Malvino