billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Ratusan Orang Tewas di Haiti Akibat Dendam Geng Lokal

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Ratusan Orang Tewas di Haiti Akibat Dendam Geng Lokal
Foto: Polisi perketat pengawasan di Petion-Ville Haiti, Port au Prince untuk mengkroscek warga yang melintas. (Getty Images)

Pantau - Setidaknya 110 orang tewas selama akhir pekan di salah satu lingkungan termiskin di ibu kota Haiti, demikian disampaikan sebuah kelompok hak asasi manusia (HAM) terkemuka, seraya mengaitkan pembunuhan itu dengan dendam pribadi oleh seorang pemimpin geng setempat.

Mengutip Al Jazeera, Senin (9/12/2024), Jaringan Pertahanan Hak Asasi Manusia Nasional (RNDDH) mengatakan pada Minggu (8/12/2024), pemimpin geng Wharf Jeremie Monel "Mikano" Felix memerintahkan pembantaian di Cite Soleil, sebuah daerah kumuh yang luas di Port-au-Prince, setelah anaknya sakit.

Felix dilaporkan telah meminta nasihat dari seorang pendeta Voodoo yang menuduh para orang tua di daerah itu menggunakan sihir untuk menyakiti anak itu, yang meninggal pada Sabtu (7/12/2024) sore.

Anggota geng membunuh setidaknya 60 orang pada Jumat (6/12/2024) dan 50 pada Sabtu (7/12/2024) menggunakan parang dan pisau, menurut RNDDH.

"Semua korban berusia di atas 60 tahun," ungkap kelompok hak asasi manusia.

Cite Soleil yang padat penduduknya merupakan salah satu daerah termiskin dan terkejam di Haiti.

Ketanya kekuasaan geng, termasuk pembatasan penggunaan ponsel, telah membatasi kemampuan penduduk untuk berbagi informasi tentang pembunuhan tersebut.

PBB pada Oktober 2024 memprediksi geng Felix berjumlah sekitar 300 orang dan beroperasi di sekitar Fort Dimanche dan La Saline di dekatnya. La Saline pada November 2018 menjadi lokasi pembantaian setidaknya 71 warga sipil, sementara ratusan rumah dibakar.

Pemerintah, yang dilanda pertikaian politik, sudah berjuang untuk menahan kekuatan geng bersenjata yang tumbuh di dalam dan sekitar ibu kota.

Pihak berwenang Haiti pada tahun 2022 telah meminta dukungan keamanan internasional untuk polisi setempat, namun misi--berdasarkan kontribusi sukarela--yang disetujui PBB pada tahun 2023 hanya dikerahkan sebagian dan minim sumber daya.

Para pemimpin Haiti kala itu menyerukan agar misi itu diubah menjadi pasukan penjaga perdamaian PBB untuk memastikannya dipasok dengan lebih baik, tetapi rencana itu terhenti sering perlawanan China dan Rusia di Dewan Keamanan PBB.

PBB mencatat, lebih dari 4.500 orang dilaporkan tewas di Haiti sepanjang tahun ini. Diperkirakan 41.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka hanya dalam dua pekan terakhir, menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM).

"Secara keseluruhan, ada lebih dari 700 ribu orang mengungsi di Haiti karena konflik," ujar IOM.

Baca juga:

Penulis :
Khalied Malvino