
Pantau - Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, pada Jumat (17/1/2025) mengumumkan kesepakatan untuk memulangkan sandera yang ditahan di Jalur Gaza telah tercapai.
Baca juga: Hamas Bantah Klaim Netanyahu soal Komitmen Gencatan Senjata
Pengumuman ini keluar sehari setelah kantor PM Netanyahu menyatakan adanya hambatan terakhir dalam pembicaraan untuk membebaskan sandera dengan imbalan gencatan senjata di Gaza dan pembebasan tahanan Palestina.
Netanyahu mengatakan, dia akan menggelar rapat dengan Kabinet Keamanan Israel hari ini juga, lalu meminta persetujuan pemerintah untuk kesepakatan gencatan senjata tersebut.
Pada Kamis (16/1/2025), kantor PM Netanyahu menyatakan, Kabinet Keamanan Israel ogah menyelenggarakan rapat untuk menyetujui kesepakatan gencatan senjata di Gaza dan pembebasan puluhan sandera hingga Hamas mundur. Mereka menuduh Hamas mengingkari sebagian dari kesepakatan demi memperoleh lebih banyak konsesi.
Sementara itu, serangan terbaru Israel di seluruh penjuru Gaza telah menewaskan sedikitnya 72 orang sejak kesepakatan gencatan senjata diumumkan, menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Gaza.
Baca juga: Ini Daftar Suksesor Kunci Keberhasilan Gencatan Senjata Gaza!
Warga Gaza juga melaporkan serangan udara Israel yang intens semalam saat mereka merayakan kesepakatan gencatan senjata tersebut. Dalam seragkaian konflik sebelumnya, kedua belah pihak kerap meningkatkan operasi militer di jam-jam terakhir sebelum gencatan senjata dimulai sebagai cara untuk menunjukkan kekuatan.
Menurut kesepakatan yang diprediksi mulai berlaku pada akhir pekan ini, 33 sandera akan dibebaskan dalam enam pekan ke depan, sebagai imbalan atas ratusan tahanan Palestina yang dipenjara oleh Israel.
Sisa sandera, termasuk tentara pria, akan dibebaskan pada tahap kedua yang akan dinegosiasikan selama tahap pertama. Hamas menyatakan tidak akan membebaskan sandera yang tersisa tanpa gencatan senjata permanen dan penarikan penuh pasukan Israel.
Operasi militer Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 46.000 orang di Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut Kemenkes Gaza. Mereka tak memerinci berapa banyak dari korban tersebut yang merupakan militan. Israel mengklaim telah membunuh lebih dari 17.000 pejuang, meskipun tidak memberikan bukti terkait klaim tersebut.
Sumber: Al Arabiya
- Penulis :
- Khalied Malvino
- Editor :
- Khalied Malvino