Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Thailand Bebaskan 18 Tentara Kamboja sebagai Bagian dari Gencatan Senjata Perbatasan

Oleh Gerry Eka
SHARE   :

Thailand Bebaskan 18 Tentara Kamboja sebagai Bagian dari Gencatan Senjata Perbatasan
Foto: (Sumber: Tentara Kamboja berjaga di kawasan perbatasan Prey Chan, Banteay Meanchey, Kamboja, Jumat (29/8/2025). Meski gencatan senjata masih diberlakukan, penjagaan ketat kawasan perbatasan tetap dilakukan Tentara Kerajaan Kamboja akibat konflik perbatasan negara mereka dengan Thailand yang dipicu oleh sengketa kepemilikan Kuil Preah Vihear itu. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa. (ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA).)

Pantau - Pemerintah Thailand membebaskan 18 tentara Kamboja yang telah ditahan sejak Juli 2025, sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang dicapai bersama Kamboja pada Sabtu, 27 Desember 2025, setelah bentrokan bersenjata selama 20 hari di wilayah perbatasan kedua negara.

Kementerian Luar Negeri Thailand menyatakan bahwa para tentara telah dipulangkan ke Kamboja pada Rabu, 31 Desember 2025.

Pembebasan ini merupakan bentuk pelaksanaan dari isi perjanjian gencatan senjata, yang menyebutkan bahwa para tahanan akan dikembalikan jika gencatan senjata dipatuhi selama 72 jam pertama.

Gencatan Senjata Diuji Ketegangan, Thailand Tetap Lanjutkan Pembebasan

Meskipun gencatan senjata telah berjalan lebih dari 72 jam, pemerintah Thailand sempat menunda pembebasan karena adanya dugaan pelanggaran wilayah udara oleh pesawat tak berawak (drone) milik Kamboja.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand, Nikorndedj Balankura, mengatakan bahwa drone Kamboja telah memasuki wilayah udara Thailand dan dinilai melanggar Pasal Enam perjanjian gencatan senjata.

Pasal tersebut mewajibkan kedua pihak untuk menghindari segala tindakan provokatif, termasuk aktivitas militer.

Namun, setelah mempertimbangkan komitmen terhadap perdamaian, Thailand tetap melanjutkan pembebasan dan pemulangan 18 tentara Kamboja.

Kantor berita resmi Kamboja, Agence Kampuchea Presse, mengonfirmasi bahwa para tentara telah kembali ke tanah air setelah 155 hari ditahan.

Bentrokan antara kedua negara sebelumnya telah menewaskan sedikitnya 99 orang, termasuk warga sipil, dan memicu kekhawatiran internasional atas stabilitas kawasan perbatasan.

Penulis :
Gerry Eka