
Pantau.com - Sejumlah anggota Uni Eropa, termasuk Prancis dan Jerman menganggap sanksi yang diberikan untuk Rusia atas insiden di di Selat Kerch masih terlalu dini, meskipun Polandia mengatakan keinginannya untuk memaksakan pembatasan baru dengan Moskow, kata seorang sumber diplomatik di Brussels kepada Sputnik pada Kamis (29 November 2018).
Surat kabar Jerman Die Walt melaporkan, Prancis dan Jerman telah disebut untuk mengencangkan adanya sanksi Uni Eropa terhadap Rusia karena eskalasi di Selat Kerch. Namun, dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kebijakan luar negeri Federica Moghrini, Uni Eropa menyatakan keprihatinannya atas meningkatnya ketegangan di daerah namun tidak menyebutkan sanksi baru untuk Rusia.
Baca juga: Ukraina Minta NATO Kerahkan Kapal Perangnya ke Krimea
"Butuh tiga hari untuk anggota Uni Eropa dalam mengkoordinasikan pernyataan tersebut. Polandia menyarankan menyebutkan sanksi baru terhadap Rusia, namun sejumlah anggota Uni Eropa, termasuk Prancis dan Jerman menganggap hal tersebut prematur untuk membatasi tindakan di Rusia," ucap sumber tersebut, seperti dilansir Sputnik, Jumat (30/11/2018).
Ketegangan antar Rusia dan Ukraina terjadi pada Minggu (25 November 2018) ketika tiga kapal angkatan laut Ukraina yang tengah melewati Selat Kerch tanpa memperoleh izin dari Rusia, dan secara ilegal melintasi perbatasan laut Rusia. Tiga kapal dengan 24 tentara Ukraina telah di tahan oleh pihak berwenang Rusia.
Baca juga: Erdogan: Ankara Kemungkinan akan Menjadi Perantara Selesaikan Krisis Rusia-Ukraina
Mengomentari hal tersebut, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa itu merupakan provokasi Kiev dan pemimpin Ukraina Petro Poroshenko menjelang pemilihan umum. Putin juga menyebutkan bahwa agen keamanan federalnya memenuhi kewajiban mereka dalam menjaga perbatasannya.
- Penulis :
- Noor Pratiwi