
Pantau - Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) PBB, Volker Turk, mengungkapkan pejabat pemerintah Bangladesh dan aparat keamanannya secara sistematis melakukan pelanggaran HAM terhadap para demonstran yang menggelar demonstrasi besar pada musim panas lalu.
Baca juga: Memanas, Bangladesh Minta India Bungkam Hasina gegara 'Omon-omon' Palsu
Dalam sebuah presentasi mengenai misi pencarian fakta di Jenewa, Turk menyatakan, kemungkinan adanya kekerasan terhadap kemanusiaan dalam situasi penuh ketakutan dan penangkapan massal.
Berdasarkan kesaksian pejabat senior Bangladesh dan sederet bukti lainnya, laporan itu menyimpulkan adanya kebijakan resmi untuk menyerang dan menekan dengan kekerasan para demonstran anti-pemerintah dan simpatisannya. PBB pun mendesak adanya penyelidikan lebih lanjut terhadap pelanggaran HAM ini.
Berbagai protes itu dimulai sebagai gerakan mahasiswa yang menuntut kuota pekerja di sektor publik, namun dengan cepat berkembang menjadi pemberontakan nasional yang memaksa Perdana Menteri (PM) saat itu, Sheikh Hasina, mengundurkan diri dan kabur ke India pada awal Agustus 2024.
Baca juga: Rumah Pendiri Bangladesh Dibakar Massa, Hasina Serukan Perlawanan
Hasina, yang telah memimpin Bangladesh sejak 2009, kini sedang diselidiki atas dugaan kekerasan terhadap kemanusiaan, genosida, pembunuhan, korupsi, dan pencucian uang. Pemerintah sementara Bangladesh juga sudah meminta agar Hasina diekstradisi dari India. Namun hingga kini, New Delhi belum memberikan tanggapan terkait permintaan tersebut.
Misi pencarian fakta dari PBB dilakukan atas undangan pemerintah sementara yang dipimpin penerima Hadiah Nobel Perdamaian, Muhammad Yunus. Turk menegaskan pejabat tinggi pemerintahan sebelumnya terlibat dalam berbagai pelanggaran serius, seperti penghilangan paksa, penahanan sewenang-wenang, dan penindasan terhadap para pengunjuk rasa dengan kekerasan.
Laporan itu mencatat 78 persen dari lebih 1.000 orang yang tewas dalam kekerasan tersebut dibunuh dengan senapan militer dan senapan angin. Banyak korban juga mengalami cedera parah yang mengubah hidup mereka.
Sumber: REUTERS
- Penulis :
- Khalied Malvino