
Pantau - Statistik Korea melaporkan tingkat kesuburan negara tersebut—rata-rata jumlah bayi yang diperkirakan dilahirkan seorang wanita selama masa reproduksinya—mencapai 0,75 pada 2024, naik dari 0,72 di tahun sebelumnya yang merupakan angka terendah di dunia.
Baca juga:
Angka Kelahiran di Korsel Naik Pertama Kalinya dalam Delapan Tahun Terakhir!
Kenaikan ini menandai titik balik potensial dalam krisis demografi yang dihadapi Korea Selatan, satu-satunya negara anggota OECD dengan tingkat kelahiran di bawah 1 sejak 2018.
"Ada perubahan nilai sosial, dengan pandangan lebih positif tentang pernikahan dan kelahiran," ungkap Park Hyun-jung, pejabat Statistik Korea.
Dia juga menyebutkan dampak kenaikan jumlah orang di awal 30-an dan penundaan akibat pandemi COVID-19.
Baca juga:
Jumlah Siswa SMA di Seoul Terus Berkurang Akibat Rendahnya Angka Kelahiran
Pernikahan, indikator utama kelahiran baru, melonjak 14,9 persen pada 2024, kenaikan terbesar sejak data mulai dirilis pada 1970. Di Korea Selatan, terdapat korelasi tinggi antara pernikahan dan kelahiran, dengan jeda waktu 1 atau 2 tahun.
Meski ada kenaikan angka kelahiran, data terbaru menunjukkan 120 ribu lebih banyak orang meninggal pada 2024 dibanding yang lahir, menandai tahun kelima berturut-turut populasi secara alami menyusut. Hanya kota administratif Sejong yang populasinya tumbuh.
Populasi Korea Selatan, yang mencapai puncak 51,83 juta pada 2020, diprediksi akan menyusut menjadi 36,22 juta pada 2072, menurut proyeksi terbaru badan statistik. REUTERS
- Penulis :
- Khalied Malvino