Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Daftar Reaksi Warga Amerika yang Marah ke Elon Musk: Dari Vandalisme hingga Protes Massal

Oleh Muhammad Rodhi
SHARE   :

Daftar Reaksi Warga Amerika yang Marah ke Elon Musk: Dari Vandalisme hingga Protes Massal
Foto: CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk. IG elonrmuskk

Pantau - Keputusan Elon Musk untuk memangkas banyak pegawai negeri sipil (PNS) di Amerika Serikat dan semakin dekat dengan pemerintahan Presiden Donald Trump memicu gelombang kemarahan besar di berbagai kalangan. Bukan hanya kritik di media sosial, protes terhadap Musk juga berujung pada serangkaian aksi vandalisme dan demonstrasi di berbagai kota.

Berikut adalah berbagai bentuk reaksi keras warga Amerika terhadap Musk yang semakin berkuasa di pemerintahan:

1. Serangan Bom Molotov ke Cybertruck di Colorado 

Aksi vandalisme terhadap Tesla semakin menjadi-jadi, salah satunya adalah insiden yang terjadi di Loveland, Colorado. Seorang wanita berusia 40 tahun bernama Lucy Grace Nelson melakukan aksi nekat dengan melemparkan bom molotov ke sebuah Cybertruck yang terparkir di sebuah dealer Tesla.

Insiden ini tidak berhenti di situ, karena Nelson kembali ke lokasi tersebut sebanyak empat kali dalam beberapa minggu terakhir untuk melakukan kerusakan lebih lanjut.

Tidak puas hanya dengan serangan awalnya, ia berulang kali mencoba membakar dealer dan bahkan menyemprotkan cat di dinding dealer untuk menuliskan slogan bernada keras, seperti "mobil Nazi". Serangan ini dianggap sebagai bentuk kemarahan terhadap Musk yang dinilai semakin berkuasa dalam politik Amerika. Polisi akhirnya berhasil menangkap Nelson minggu lalu setelah rangkaian aksinya yang terus berulang.

Baca juga: Petisi Online Cabut Kewarganegaraan Elon Musk Tembus 250 Ribu, Ternyata Ini Masalahnya!

2. Pembakaran Stasiun Pengisian Tesla di Boston 

Selain dealer, infrastruktur Tesla juga menjadi sasaran kemarahan publik. Di sekitar Boston, lebih dari enam stasiun pengisian Tesla sengaja dibakar oleh orang tak dikenal. Insiden ini terjadi dalam rentang waktu beberapa minggu terakhir dan diduga sebagai bagian dari perlawanan terhadap Musk yang semakin berpengaruh dalam pemerintahan federal.

Pembakaran stasiun pengisian ini berpotensi merugikan ribuan pengguna kendaraan listrik, mengingat Tesla memiliki jaringan supercharger yang luas dan sangat bergantung pada fasilitas ini. Beberapa pihak melihat aksi ini sebagai bentuk "pembalasan" dari warga yang marah terhadap kebijakan Musk yang dianggap mengorbankan rakyat Amerika demi kepentingan politik pribadinya.

3. Penembakan di Dealer Tesla, Oregon 

Di Tigard, Oregon, aksi protes terhadap Musk berujung pada tindakan kekerasan yang lebih ekstrem. Polisi melaporkan bahwa sedikitnya tujuh tembakan dilepaskan ke arah dealer Tesla di sana. Akibatnya, tiga mobil mengalami kerusakan berat dan beberapa jendela dealer pecah.

Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. Namun, aksi penembakan ini menunjukkan bahwa kemarahan terhadap Musk tidak lagi sebatas kritik di media sosial atau demonstrasi damai, tetapi mulai melibatkan tindakan kriminal yang berbahaya. Hingga saat ini, pihak berwenang masih menyelidiki siapa pelaku di balik serangan ini dan apakah aksi ini bagian dari rangkaian protes yang lebih besar.

4. Demonstrasi Massal di Dealer Tesla, New York

Gelombang protes tidak hanya dilakukan secara individu, tetapi juga dalam skala besar. Di New York, ratusan warga turun ke jalan untuk mengepung dealer Tesla dan menyuarakan ketidakpuasan mereka terhadap dominasi Musk dalam politik.

Dalam aksi tersebut, sejumlah demonstran mengangkat spanduk berisi pesan-pesan yang menuntut transparansi serta mengkritik cara Musk membeli pengaruh politik melalui kekayaannya.

"Musk membeli untuk bisa ke pemerintahan. Dia membeli kekuasaannya dengan mengorbankan rakyat Amerika," kata salah seorang demonstran yang dikutip dari Telegraph, Senin (10/3/2025).

Aksi ini juga berujung pada bentrokan dengan aparat kepolisian. Beberapa demonstran bahkan ditangkap karena dianggap mengganggu ketertiban umum.

5. Protes Meluas ke Eropa: Boikot Tesla di Portugal 

Kemurkaan terhadap Musk tidak hanya terjadi di Amerika Serikat, tetapi juga menjalar ke Eropa. Di Lisbon, Portugal, puluhan demonstran berkumpul di depan dealer Tesla untuk menyuarakan boikot terhadap perusahaan milik Musk.

Salah satu suara lantang dalam aksi ini datang dari Nuno Raimundo, seorang dokter yang turut serta dalam demonstrasi. Ia mengingatkan bahwa langkah Musk yang terus mendukung politik sayap kanan bisa berdampak lebih luas terhadap Eropa.

"Jika tidak, sejarah akan kembali ke tahun 1930-an di Eropa," ujarnya, merujuk pada era kebangkitan rezim fasis yang pernah mengguncang benua tersebut.

Para demonstran membawa berbagai poster bertuliskan “Boikot Tesla” dan menyerukan agar warga Eropa tidak lagi membeli produk dari perusahaan yang dipimpin oleh Musk.

6. Aksi Aktivis Iklim di London 

Selain protes terhadap peran politiknya, Musk juga menjadi sasaran kemarahan dari kelompok aktivis lingkungan. Puluhan aktivis perubahan iklim melakukan aksi menduduki ruang pamer Tesla di London sebagai bentuk perlawanan terhadap kebijakan Musk yang dianggap lebih menguntungkan korporasi besar dibanding kepentingan lingkungan.

Kelompok ini menuduh Musk sebagai bagian dari elit bisnis yang terus memanfaatkan isu energi terbarukan hanya untuk keuntungan pribadi tanpa benar-benar memikirkan dampak lingkungan. Mereka juga menuding Tesla sebagai perusahaan yang memonopoli industri kendaraan listrik, sehingga menghambat inovasi dari perusahaan-perusahaan kecil.

7. Patung ‘Salam Nazi’ di Barcelona 

Sebagai bentuk kritik terhadap kebijakan dan sikap Musk yang semakin kontroversial, seorang seniman jalanan Prancis, James Colomina, melakukan aksi simbolik di Barcelona. Ia memasang patung lengan merah terangkat di salah satu stasiun pengisian daya Tesla.

Patung ini merujuk pada penghormatan kontroversial ala Nazi yang pernah dilakukan Musk, yang menuai kecaman luas di berbagai negara. Aksi ini menjadi pengingat bahwa pengaruh Musk dalam politik global tidak bisa dianggap remeh, dan masyarakat harus tetap waspada terhadap manuver-manuvernya di masa depan.

Elon Musk Tetap Santai Menanggapi Protes 

Meskipun berbagai aksi protes dan vandalisme terus terjadi, Elon Musk tampaknya tetap santai menghadapi situasi ini. Menanggapi video yang menunjukkan seorang pria merusak kendaraan Tesla, Musk menuliskan pernyataan di platform X: 
"Merusak properti orang lain, alias vandalisme, bukanlah kebebasan berbicara!"

Pernyataan Musk ini justru semakin memanaskan situasi, karena banyak pihak yang menilai bahwa akar permasalahan bukanlah sekadar aksi vandalisme, tetapi kebijakan politik dan bisnis yang dijalankan Musk.

Penulis :
Muhammad Rodhi