
Pantau - Petisi online yang mendesak pemerintah Kanada mencabut kewarganegaraan Elon Musk telah mengumpulkan 250 ribu tanda tangan per Selasa (25/2/2025).
Petisi ini menuduh Musk berupaya "menghapus" kedaulatan Kanada dan bertindak melawan kepentingan nasional negara tersebut.
Musk, yang lahir di Pretoria, Afrika Selatan, memperoleh kewarganegaraan Kanada melalui ibunya, Maye Musk, yang berasal dari Saskatchewan.
Dalam unggahan di akun X resminya pada Senin (24/2/2025)—yang kini telah dihapus—Musk mengejek petisi tersebut dengan menyebut, "Kanada bukan negara sungguhan."
Baca juga:
Trudeau Tegaskan Kanada Nggak bakal jadi Negara Bagian AS
Pernyataannya semakin memicu kemarahan publik, terutama karena ia dikenal sebagai pendukung kuat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang kerap meremehkan kedaulatan Kanada.
Anggota DPR Kanada, Charlie Angus, yang mensponsori petisi ini, mengatakan upaya tersebut memberi ruang bagi warga untuk mengekspresikan kemarahan mereka terhadap "oligarki dan ekstremis" yang semakin berkuasa.
"Orang seperti Elon Musk adalah musuh negara kita," ujar Angus, anggota Partai Demokrat Baru yang berhaluan kiri.
Baca juga:
Trump Setuju Bubarkan USAID, Elon Musk Ungkap Alasannya
Meski petisi ini tak berkekuatan hukum untuk mencabut kewarganegaraan Musk, pemerintah Kanada diwajibkan memberikan tanggapan resmi.
Namun, dengan DPR Kanada yang kini sedang ditangguhkan hingga 24 Maret 2025, keputusan terkait hal ini belum akan diambil dalam waktu dekat.
Menurut hukum Kanada, kewarganegaraan bisa dicabut jika seseorang terbukti melakukan penipuan dalam aplikasi imigrasi atau terlibat dalam konflik bersenjata melawan Kanada. AFP
- Penulis :
- Khalied Malvino