
Pantau - Paris,dikejutkan dengan penemuan sebuah bom raksasa seberat 500 kilogram di dekat Stasiun Gare du Nord, salah satu stasiun kereta api tersibuk di Eropa. Penemuan ini menyebabkan gangguan besar pada layanan kereta api, memengaruhi sekitar 500 perjalanan kereta dan membuat ribuan penumpang terlantar.
Kronologi Penemuan Bom
Bom tersebut ditemukan pada Jumat dini hari, 7 Maret 2025, sekitar pukul 03.30 waktu setempat. Pekerja konstruksi yang sedang melakukan penggantian jembatan kereta api menemukan bom itu terkubur sekitar dua meter di bawah tanah, tepat di tengah rel di pinggiran Saint-Denis, sekitar 2,5 kilometer dari Stasiun Gare du Nord. Wilayah Saint-Denis memang dikenal sebagai lokasi ditemukannya puing-puing peninggalan Perang Dunia II.
Bom itu diyakini sebagai peninggalan Perang Dunia II yang belum meledak. Juru Bicara Perusahaan Kereta Api Nasional Prancis SNCF menyatakan bahwa bom itu bisa menjadi ancaman serius bagi nyawa orang. Bom tersebut memiliki berat 500 kg, dengan 200 kg di antaranya merupakan bahan peledak.
Penemuan bom ini menyebabkan penghentian total layanan kereta api di Stasiun Gare du Nord pada Jumat pagi. Gangguan ini berdampak besar pada transportasi lokal, nasional, dan internasional. Sekitar 500 perjalanan kereta dibatalkan, memengaruhi sekitar 600 ribu orang yang menggunakan stasiun tersebut.
Kereta komuter RER B, yang merupakan rute transportasi umum utama ke bandara Charles de Gaulle, juga berhenti beroperasi di Gare du Nord. Semua kereta Eurostar yang menuju dan dari Paris, termasuk layanan populer ke dan dari London melalui Terowongan Channel, dibatalkan selama sisa hari Jumat.
Setelah bom ditemukan, polisi segera membuat perimeter keamanan yang diperluas hingga 500 meter di sekitar lokasi. Sekitar 200 penduduk yang tinggal di dekat perimeter keamanan dievakuasi. Warga lainnya di daerah tersebut diimbau untuk tetap berada di dalam rumah selama operasi berlangsung.
Sebagian jalan lingkar dan jalan tol A1 juga ditutup, menyebabkan kemacetan lalu lintas meluas hingga 200 kilometer di luar Paris.
Tim penjinak bom segera dikerahkan ke lokasi untuk menonaktifkan bom tersebut. Proses penjinakan bom dilakukan dengan hati-hati dan membutuhkan waktu beberapa jam. Menteri Transportasi Prancis, Philippe Tabarot, menyatakan bahwa operasi penjinakan "akhirnya selesai" dan berjalan dengan baik. Ia menambahkan bahwa bom seberat 500 kilogram itu “mengandung 200 kilogram bahan peledak”.
Setelah bom berhasil dijinakkan, layanan kereta api secara bertahap kembali beroperasi pada sore hari Jumat. Philippe Tabarot mengumumkan bahwa lalu lintas kereta api akan dilanjutkan secara bertahap mulai pukul 17.00 GMT.
Eurostar menambahkan layanan tambahan antara Paris dan London pada Sabtu untuk mengatasi keterlambatan yang disebabkan oleh insiden ini. Situs web Eurostar menyarankan para pelancong untuk menjadwalkan ulang perjalanan mereka.
Penemuan bom ini menyebabkan kekecewaan dan frustrasi bagi banyak penumpang. Clemence Fandard, seorang desainer antarmuka di Paris, mengatakan kereta yang berangkat pukul 06.20 pagi ke Amsterdam awalnya ditunda selama 45 menit sebelum akhirnya dibatalkan. Michelle Abeyie, yang merencanakan perjalanan pertamanya ke Paris untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-40, mengaku sangat kesal dan stres karena kejadian ini.
Namun, ada juga penumpang yang bersikap filosofis. Owen Pritchard, seorang turis yang ingin kembali ke London, mengatakan, “Saya tidak ingin naik kereta api yang melewati persenjataan Perang Dunia II yang belum meledak. Saya lebih suka mereka menyelesaikannya, dan kemudian memastikan bahwa perjalanan aman”.
Insiden ini menjadi pengingat nyata akan bahaya yang masih mengintai dari sisa-sisa konflik masa lalu, bahkan di tengah hiruk pikuk kehidupan modern kota Paris. Meskipun sudah puluhan tahun berlalu, ancaman dari benda-benda berbahaya peninggalan perang masih ada dan memerlukan kewaspadaan tinggi.
Penemuan bom seberat 500 kg di dekat Stasiun Gare du Nord Paris menyebabkan gangguan besar pada layanan kereta api dan memengaruhi ribuan penumpang. Meskipun layanan kereta api telah kembali beroperasi, insiden ini menjadi pengingat akan bahaya yang masih ada dari sisa-sisa Perang Dunia II. Pihak berwenang terus berupaya untuk memastikan keamanan dan keselamatan publik, serta meminimalisir dampak dari kejadian serupa di masa depan.
- Penulis :
- Pranayla Mauli Fathiha
- Editor :
- Pranayla Mauli Fathiha