HOME  ⁄  Internasional

Kamp Pengungsi Jabalia di Gaza Hancur Diserang, Satu Keluarga Palestina Tewas dalam Tenda

Oleh Peter Parinding
SHARE   :

Kamp Pengungsi Jabalia di Gaza Hancur Diserang, Satu Keluarga Palestina Tewas dalam Tenda
Foto: Puluhan target diserang di Gaza dalam 24 jam terakhir, termasuk kamp pengungsi Jabalia yang hancur dan menewaskan satu keluarga Palestina.

Pantau - Serangan udara Israel dalam 24 jam terakhir menghantam sekitar 40 target di seluruh Jalur Gaza, termasuk kamp pengungsi Jabalia di wilayah utara yang menyebabkan satu keluarga Palestina tewas.

Keluarga tersebut terdiri dari seorang pria bernama Ghassan Asaliya, istrinya, dan lima anak mereka yang semuanya meninggal di dalam tenda tempat mereka berlindung dari serangan.

Setelah serangan, seorang wanita terlihat di lokasi kejadian sedang mengumpulkan barang-barang yang tersisa dari puing-puing tenda yang hancur.

Serangan Lanjutan Setelah Gagalnya Gencatan Senjata

Serangan ini terjadi menyusul penolakan Hamas terhadap tawaran gencatan senjata dari Israel karena dianggap tidak memenuhi tuntutan mereka untuk penghentian perang secara total.

Bulan sebelumnya, gencatan senjata selama dua bulan yang sempat meredakan ketegangan telah dihentikan oleh Israel, dan sejak saat itu militer kembali melancarkan operasi militer dari arah utara dan selatan Gaza.

Militer Israel mengklaim telah menguasai hampir sepertiga wilayah Gaza dalam upaya menekan Hamas agar membebaskan para sandera dan melucuti persenjataan mereka.

Dampak Perang yang Makin Meluas

Perang ini bermula dari serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan, yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera 251 lainnya menurut data dari pihak Israel.

Sebagai respons, kampanye militer Israel di Gaza terus berlanjut dan menyebabkan lebih dari 51.000 warga Palestina tewas, berdasarkan laporan dari otoritas kesehatan di Gaza.

Sebagian besar wilayah Gaza yang kecil dan padat kini berada dalam kondisi hancur parah, dengan hampir seluruh penduduk kehilangan tempat tinggal akibat konflik yang terus berlangsung.

Penulis :
Peter Parinding