
Pantau - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan sedang memantau secara seksama situasi yang berkembang antara India dan Pakistan.
Juru Bicara PBB, Stephane Dujarric, mengatakan "kami terus mengikuti perkembangan situasi ini dengan keprihatinan yang sangat mendalam".
PBB mengecam keras serangan di wilayah Jammu dan Kashmir yang menewaskan 26 orang.
PBB juga mendesak pemerintah India dan Pakistan untuk menahan diri guna mencegah memburuknya ketegangan.
Ketegangan meningkat setelah sekelompok pria bersenjata tak dikenal membunuh 26 orang di Pahalgam, termasuk 25 wisatawan India dan satu warga lokal.
India menyebut insiden itu sebagai "serangan teroris" dengan "kaitan lintas batas", dan menuding Pakistan mendukung aksi tersebut.
Pakistan membantah keterlibatannya, menyatakan keprihatinan, serta menyampaikan belasungkawa kepada korban.
Krisis Air Sungai Indus dan Dampaknya terhadap Hubungan Diplomatik
Sebagai respons, India menangguhkan Perjanjian Air Sungai Indus yang telah berlaku puluhan tahun.
Pakistan mengecam langkah India, menegaskan bahwa tidak ada ketentuan dalam perjanjian yang memperbolehkan penangguhan sepihak.
Pakistan memperingatkan bahwa penghentian aliran air akan dianggap sebagai "tindakan perang".
Ketegangan semakin memburuk dengan keputusan kedua negara untuk menghentikan pemberian visa, saling mengusir penasihat militer, serta penutupan wilayah udara Pakistan untuk maskapai India.
Perjanjian Air Sungai Indus sendiri dimediasi oleh Bank Dunia dan ditandatangani pada September 1960.
- Penulis :
- Gian Barani
- Editor :
- Ricky Setiawan