Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Israel Serang Pinggiran Beirut, Lebanon Desak AS dan Prancis Tekan Israel

Oleh Leon Weldrick
SHARE   :

Israel Serang Pinggiran Beirut, Lebanon Desak AS dan Prancis Tekan Israel
Foto: kepulan asap besar dari bangunan yang diserang, sekitar satu jam setelah perintah evakuasi dikeluarkan di lingkungan Hadath (sumber: istimewah)

Pantau - Israel meluncurkan serangan udara ke pinggiran selatan Beirut pada Minggu (27/4/2025) setelah sebelumnya memerintahkan evakuasi sebuah gedung yang disebut digunakan oleh kelompok Hizbullah yang didukung Iran.

Serangan ini terjadi meskipun gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah telah berlangsung selama lima bulan terakhir.

Militer Israel menyatakan bahwa target mereka adalah gudang Hizbullah yang berisi precision-guided missiles yang "menimbulkan ancaman bagi negara Israel dan warga sipilnya".

Kepresidenan Lebanon mengecam keras serangan tersebut dan meminta Amerika Serikat serta Prancis, sebagai perantara gencatan senjata, untuk menekan Israel menghentikan agresinya terhadap Lebanon.

Serangan ini merupakan yang pertama dalam hampir satu bulan terakhir terhadap kawasan Dahieh, basis utama Hizbullah di Beirut.

Israel tetap melakukan serangan hampir setiap hari terhadap target-target yang mereka klaim terkait Hizbullah meskipun kesepakatan gencatan senjata telah disepakati.

Pemerintah Israel menegaskan akan merespons setiap ancaman dari Hizbullah sesuai kebutuhan.

Cuplikan yang disiarkan oleh wartawan memperlihatkan kepulan asap besar dari bangunan yang diserang, sekitar satu jam setelah perintah evakuasi dikeluarkan di lingkungan Hadath.

Pertahanan Sipil Lebanon melaporkan tidak ada korban jiwa dalam serangan tersebut dan tim penyelamat berhasil memadamkan api.

Reaksi Internasional dan Potensi Ancaman Baru

Dalam pernyataan resmi di platform X, Kepresidenan Lebanon mengatakan bahwa Presiden Joseph Aoun mengecam keras serangan Israel.

"The United States and France, as guarantors of the cessation of hostilities agreement, must assume their responsibilities and compel Israel to immediately cease its attacks," tulis Kepresidenan Lebanon.

"Israel's continued undermining of stability will exacerbate tensions and expose the region to real threats to its security and stability," lanjut pernyataan itu.

Militer Israel menegaskan bahwa penyimpanan misil di fasilitas tersebut merupakan “pelanggaran terang-terangan terhadap kesepakatan antara Israel dan Lebanon”.

Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa Israel “tidak akan membiarkan Hizbullah tumbuh lebih kuat” dan menambahkan bahwa “Kawasan Dahiyeh di Beirut tidak akan menjadi tempat berlindung yang aman bagi organisasi teroris Hizbullah”.

Koordinator Khusus PBB untuk Lebanon, Jeanine Hennis-Plasschaert, menulis di X bahwa serangan tersebut "generated panic and fear of renewed violence among those desperate for a return to normalcy".

Ia menyerukan kepada semua pihak untuk “menghentikan tindakan apa pun yang dapat semakin melemahkan pemahaman tentang penghentian permusuhan”.

Awal bulan ini, serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut juga telah menewaskan empat orang, termasuk seorang pejabat Hizbullah.

Penulis :
Leon Weldrick