
Pantau - Sejumlah pendukung Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyebut bahwa Trump sedang bermain catur 4D, sebuah rencana jangka panjang yang rumit dan strategis.
Namun, istilah tersebut juga digunakan secara sarkastis oleh pengkritik dan komedian untuk menggambarkan tindakan Trump yang impulsif, kontradiktif, dan merugikan Amerika Serikat.
Selama 100 hari pertama masa jabatan keduanya sejak 20 Januari 2025, perdebatan mengenai strategi politik Trump terus bergulir.
Jeffrey Sachs, profesor ekonomi dari Universitas Columbia, dalam wawancara dengan Yanis Varoufakis pada 22 April, menggambarkan bahwa Trump sejatinya tidak bermain catur 4D, melainkan bermain poker, permainan yang mengandalkan gertakan tanpa kekuatan kartu yang solid.
Salah satu contoh gertakan Trump adalah kebijakan tarif global yang diumumkan pada 2 Februari, yang awalnya memberlakukan tarif berbeda untuk puluhan negara, termasuk 32 persen untuk Indonesia, sebelum seminggu kemudian disederhanakan menjadi tarif 10 persen untuk semua negara, kecuali China yang dikenakan tarif 145 persen.
Upaya Trump untuk menekan China melalui tarif belum membuahkan hasil, sementara ketergantungan ekspor China ke pasar AS sudah berkurang dengan pergeseran ke Asia Tenggara.
Di sisi domestik, janji Trump untuk menurunkan harga barang dan menghidupkan kembali industri manufaktur belum tercapai.
Pasar saham mengalami penurunan, indeks kepercayaan konsumen melemah, dan Federal Reserve memperingatkan risiko resesi.
Sikap Keras Trump dan Kekhawatiran Dampak Global
Dalam bidang imigrasi, Trump menerapkan kebijakan keras yang menurunkan angka penyeberangan ilegal, namun juga menimbulkan kontroversi, termasuk penangkapan mahasiswa asing pro-Palestina dan deportasi tanpa prosedur hukum yang layak.
Trump bahkan mengancam akan mengirim warga AS ke penjara di El Salvador.
BBC melaporkan bahwa 100 hari pertama pemerintahan Trump 2.0 ditandai dengan era ketidakstabilan dalam sejarah AS.
Pendukung Trump melihat aksi mengejutkan ini sebagai upaya memenuhi janji reformasi, namun para pengkritik menilai tindakan Trump merusak lembaga negara dan melumpuhkan fungsi pemerintahan.
Wakil Presiden JD Vance mempertegas pendekatan Trump dengan menyatakan bahwa hakim tidak boleh mengendalikan kekuasaan eksekutif, sebuah pernyataan yang dinilai bertentangan dengan prinsip demokrasi AS.
Media Time mengungkap bahwa Trump telah melumpuhkan badan dan departemen pemerintah, memerintahkan investigasi terhadap lawan politik, serta memecat lebih dari 100.000 pegawai federal.
Trump juga mengancam akan mengambil alih Greenland, menguasai Terusan Panama, dan bahkan mencaplok Kanada.
Kebijakan perdagangan Trump memicu perang dagang baru, membuat pasar global terguncang.
Seorang pejabat senior pemerintahan AS mengungkapkan, "Keberhasilan kami bergantung pada kemampuannya untuk mengejutkan Anda," namun permainan poker politik ini berpotensi menyebabkan keruntuhan kelembagaan, melemahnya aliansi, dan isolasi global Amerika Serikat.
- Penulis :
- Balian Godfrey