
Pantau - Pemerintah Amerika Serikat mendesak dimulainya kembali pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza yang telah diblokade total oleh Israel sejak 2 Maret 2025, menyusul memburuknya kondisi sipil akibat konflik berkepanjangan.
Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Tammy Bruce, menegaskan bahwa bantuan harus dapat disalurkan secara aman, tanpa risiko penjarahan, pencurian, atau serangan yang mengancam petugas maupun penerima.
Desakan ini muncul setelah Presiden AS Donald Trump menyerukan secara langsung kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk bersikap “baik” kepada warga Gaza yang disebutnya “menderita”.
Trump juga menekankan bahwa kebutuhan terhadap obat-obatan, makanan, dan pasokan penting lainnya sangat mendesak, dan menegaskan bahwa pemerintah AS tengah mengupayakan solusi.
PBB dan Qatar Kecam Blokade, Serangan Militer Perburuk Situasi
Tammy Bruce menyebut bahwa tantangan utama dalam pengiriman bantuan adalah kendala logistik dan keamanan karena Gaza saat ini merupakan zona perang aktif.
Meski standar distribusi bantuan di wilayah konflik sangat tinggi, ia menyatakan bahwa Presiden AS terlibat langsung dalam upaya membuka kembali jalur distribusi.
PBB mengonfirmasi bahwa intensitas serangan militer Israel sangat membatasi upaya kemanusiaan di Gaza, di mana lebih dari 423.000 warga Palestina kembali mengungsi dan tidak memiliki tempat perlindungan yang aman.
Israel diketahui menutup seluruh akses perbatasan Gaza sejak 2 Maret 2025, sehingga tidak ada bantuan yang bisa masuk, meskipun laporan kelaparan dan krisis sipil terus meningkat.
Kondisi memburuk sejak Israel kembali melancarkan serangan ke wilayah Gaza pada 18 Maret, memutus kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan yang sebelumnya dicapai dengan Hamas pada 19 Januari.
Sejak eskalasi konflik pada Oktober 2023, lebih dari 52.400 warga Palestina tewas akibat serangan Israel, dengan mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.
Sementara itu, Qatar turut menyuarakan keprihatinan dengan mendesak Israel membuka kembali akses bagi pengiriman bantuan kemanusiaan, memperkuat tekanan internasional terhadap kebijakan blokade yang diberlakukan Tel Aviv.
- Penulis :
- Gian Barani
- Editor :
- Ricky Setiawan